digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dokumen Asli
Terbatas  Dessy Rondang Monaomi
» Gedung UPT Perpustakaan

Intelligent Transportation System (ITS) adalah aplikasi canggih yang bertujuan untuk memberikan layanan inovatif terkait berbagai moda transportasi dan manajemen lalu lintas. Vehicular Network (VN) sebagai infrastruktur jaringan komunikasi kendaraan yang diterapkan ITS masih terus dikembangkan dan ditingkatkan hingga saat ini untuk kepentingan driving assistant hingga autonomous vehicle. Pada umumnya, jaringan komputer yang digunakan masih mengandalkan jaringan konvensional saat ini di mana administrator jaringan melakukan konfigurasi dengan mengakses perangkat-ke-perangkat secara manual. Kelemahan jaringan konvensional pada VN terletak pada ketidakmampuan dalam melihat keseluruhan topologi jaringan dan melakukan tindakan terpusat dari data dinamis yang begitu besarnya didapat secara real-time. Ini bukan masalah krusial untuk jaringan skala kecil. Namun, seiring dengan meningkatnya skala jaringan, pekerjaan konfigurasi menjadi tidak efektif dan rawan kesalahan untuk dilakukan. Software-Defined Network (SDN) adalah arsitektur jaringan yang memberikan kemampuan untuk melakukan konfigurasi dan pemantauan terpusat dengan menarik control plane pada satu device yang disebut controller. Kemampuannya membuka peluang untuk SDN menerapkan pada VN, umum dikenal dengan Software-Defined Vehicular Network (SDVN). SDVN membuka kemampuan untuk meluncurkan konfigurasi dan pemantauan secara real-time hanya dengan menggunakan controller—membuat jaringan lebih adaptif terhadap perubahan kondisi VN dinamis. Komunikasi jaringan komputer layer 2 memainkan peran penting dalam memfasilitasi komunikasi yang andal antar perangkat dalam segmen jaringan yang sama. Komunikasi ini menjadi dasar bagi jaringan komputer. Dengan kata lain, performa komunikasi pada layer 2 menjadi bukti kuat atas kelayakan suatu teknis komunikasi untuk diuji lebih lanjut. Namun, belum ada riset yang membahas hal ini secara khusus. Berangkat dari pemahaman tersebut, eksperimen ini berfokus pada pengujian kelayakan penerapan SDN pada VN dengan membandingkan kinerja komunikasi l2 antara Ad-hoc Mesh dan SDVN OpenFlow. Hal ini dilakukan dengan membangun testbed SDVN berbasis software Mininet-Wifi dan menguji performa komunikasi antara testbed SDVN dan versi tradisionalnya — berbentuk Ad-hoc — dengan menerapkan mesh routing protocol dan OpenFlow protocol dalam operasional komunikasi. Pengujian akan dilakukan dengan pendekatan ii kuantitatif terhadap nilai yang dihasilkan beberapa parameter komunikasi yang terdiri dari delay, throughput, jitter, dan PSR (Packet Success Ratio). Berdasarkan hasil pengujian, komunikasi Ad-hoc Mesh menghasilkan delay yang tinggi dan throughout yang rendah. Hasil ini diduga menjadi dampak dari tingginya kepadatan kendaraan, banyaknya node yang berpartisipasi pada komunikasi, penerapan distributed control, dan overhead packet. Selain itu, tingginya nilai jitter pada Ad-hoc Mesh didukung oleh fakta bahwa semua nodes yang berpartisipasi dalam komunikasi bergerak dengan kecepatan yang beragam jika dibandingkan dengan protokol SDVN OpenFlow. Packet success ratio sebagai parameter terakhir pengujian mendapat nilai yang lebih rendah pada adhoc mesh dibanding SDVN OpenFlow sebagai bentuk akumulasi akhir dari ketiga parameter pengujian. Hasilnya, SDVN OpenFlow lebih unggul dibandingkan Ad-hoc Mesh yang diakui dari setiap aspek komunikasi yang dilakukan. Meninjau peningkatan perfomansi komunikasi dengan diterapkannya SDN pada VN, SDN sebagai arsitektur jaringan baru dalam penggunaannya pada VN menjadi teknologi yang patut untuk diuji lebih lanjut.