Dokumen Asli
Terbatas  Dessy Rondang Monaomi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dessy Rondang Monaomi
» Gedung UPT Perpustakaan
Intelligent Transportation System (ITS) adalah aplikasi canggih yang bertujuan
untuk memberikan layanan inovatif terkait berbagai moda transportasi dan
manajemen lalu lintas. Vehicular Network (VN) sebagai infrastruktur jaringan
komunikasi kendaraan yang diterapkan ITS masih terus dikembangkan dan
ditingkatkan hingga saat ini untuk kepentingan driving assistant hingga
autonomous vehicle. Pada umumnya, jaringan komputer yang digunakan masih
mengandalkan jaringan konvensional saat ini di mana administrator jaringan
melakukan konfigurasi dengan mengakses perangkat-ke-perangkat secara manual.
Kelemahan jaringan konvensional pada VN terletak pada ketidakmampuan dalam
melihat keseluruhan topologi jaringan dan melakukan tindakan terpusat dari data
dinamis yang begitu besarnya didapat secara real-time. Ini bukan masalah krusial
untuk jaringan skala kecil. Namun, seiring dengan meningkatnya skala jaringan,
pekerjaan konfigurasi menjadi tidak efektif dan rawan kesalahan untuk dilakukan.
Software-Defined Network (SDN) adalah arsitektur jaringan yang memberikan
kemampuan untuk melakukan konfigurasi dan pemantauan terpusat dengan
menarik control plane pada satu device yang disebut controller. Kemampuannya
membuka peluang untuk SDN menerapkan pada VN, umum dikenal dengan
Software-Defined Vehicular Network (SDVN). SDVN membuka kemampuan
untuk meluncurkan konfigurasi dan pemantauan secara real-time hanya dengan
menggunakan controller—membuat jaringan lebih adaptif terhadap perubahan
kondisi VN dinamis.
Komunikasi jaringan komputer layer 2 memainkan peran penting dalam
memfasilitasi komunikasi yang andal antar perangkat dalam segmen jaringan yang
sama. Komunikasi ini menjadi dasar bagi jaringan komputer. Dengan kata lain,
performa komunikasi pada layer 2 menjadi bukti kuat atas kelayakan suatu teknis
komunikasi untuk diuji lebih lanjut. Namun, belum ada riset yang membahas hal
ini secara khusus. Berangkat dari pemahaman tersebut, eksperimen ini berfokus
pada pengujian kelayakan penerapan SDN pada VN dengan membandingkan
kinerja komunikasi l2 antara Ad-hoc Mesh dan SDVN OpenFlow. Hal ini dilakukan
dengan membangun testbed SDVN berbasis software Mininet-Wifi dan menguji
performa komunikasi antara testbed SDVN dan versi tradisionalnya — berbentuk
Ad-hoc — dengan menerapkan mesh routing protocol dan OpenFlow protocol
dalam operasional komunikasi. Pengujian akan dilakukan dengan pendekatan
ii
kuantitatif terhadap nilai yang dihasilkan beberapa parameter komunikasi yang
terdiri dari delay, throughput, jitter, dan PSR (Packet Success Ratio).
Berdasarkan hasil pengujian, komunikasi Ad-hoc Mesh menghasilkan delay yang
tinggi dan throughout yang rendah. Hasil ini diduga menjadi dampak dari tingginya
kepadatan kendaraan, banyaknya node yang berpartisipasi pada komunikasi,
penerapan distributed control, dan overhead packet. Selain itu, tingginya nilai jitter
pada Ad-hoc Mesh didukung oleh fakta bahwa semua nodes yang berpartisipasi
dalam komunikasi bergerak dengan kecepatan yang beragam jika dibandingkan
dengan protokol SDVN OpenFlow. Packet success ratio sebagai parameter terakhir
pengujian mendapat nilai yang lebih rendah pada adhoc mesh dibanding SDVN
OpenFlow sebagai bentuk akumulasi akhir dari ketiga parameter pengujian.
Hasilnya, SDVN OpenFlow lebih unggul dibandingkan Ad-hoc Mesh yang diakui
dari setiap aspek komunikasi yang dilakukan. Meninjau peningkatan perfomansi
komunikasi dengan diterapkannya SDN pada VN, SDN sebagai arsitektur jaringan
baru dalam penggunaannya pada VN menjadi teknologi yang patut untuk diuji lebih
lanjut.