digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK - M. Kurniawan Agung Aristo
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Penelitian terkait kondisi geologi dan hidrogeologi di daerah Pejawaran, Kabupaten Banjarngeara masih sangat sedikit, padahal hal tersebut berguna sebagai acuan terhadap perubahan kondisi geologi, hidrogeologi ataupun lingkungan. Oleh karena itu, studi geologi dan hidrogeologi detail dengan skala 1:25.000 perlu dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah melakukan pemetaan kondisi geologi dan hidrogeologi, serta mengidentifikasi kondisi fisik dan kimia air tanah di daerah Pejawaran. Metode penelitian terdiri dari studi pralapangan, pemetaan geologi dan hidrogeologi, integrasi dan interpretasi kondisi geologi dan hidrogeologi, serta analisis sifat fisik dan kimia air tanah. Pemetaan pralapangan mengacu pada peta kelurusan, kemiringan lereng, topografi, pola aliran sungai, dan volkanostratigrafi. Pemetaan geologi mengacu pada litologi, struktur geologi dan deskripsi geomorfologi, sedangkan pemetaan hidrogeologi mengacu pada persebaran dan keluaran mata air, kondisi fisik air tanah, dan elevasi muka air tanah. Pengukuran sifat fisik dilakukan di lapangan dan analisis data kimia dilakukan menggunakan metode ion chromatography (IC). Hasil dari pemetaan geologi terdiri dari 10 satuan geomorfologi, 23 satuan batuan tidak resmi, 24 struktur geologi berupa sesar interpretatif, serta 3 periode erupsi sejarah geologi. Hasil dari pemetaan hidrogeologi diantaranya 3 klasifikasi tipe mata air, 4 litologi potensi akuifer, serta 3 kemungkinan pola aliran air tanah. Hasil analisis kimia dilakukan berdasarkan data kation dan anion mata air, sehingga menghasilkan beberapa diagram seperti Gibbs, Piper, dan Schoeller. Geomorfologi daerah penelitian didominasi oleh bentuk kerucut gunung api dan punggungan, sedangkan litologi dominasi tuf dan batulapili, serta struktur geologi berarah timur laut–barat daya dan barat–timur. Terdapat 7 khuluk dan 5 gumuk berdasarkan peta volkanostratigrafi skala 1:50.000. Keluaran mata air dikontrol topografi, potensi akuifer berada pada litologi tuf dan batulapili, serta pola aliran hidrogeologi di daerah penelitian berasal dari utara menuju selatan. Berdasarkan hasil analisis fisik, hampir semua sampel air termasuk ke dalam temperatur mata air dingin, pH 6,0–7,0, dan TDS 0–150 ppm. Hanya satu sampel MAP-1 termasuk mata air hangat, pH 7,0, dan TDS 1660 ppm. Sampel air dingin memiliki fasies Ca + Mg-HCO3 dan terpengaruh interaksi batuan dan fluida.