digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Byan Baihaqi
PUBLIC Ridha Pratama Rusli

Biodiesel adalah bahan bakar nabati yang terbarukan dan lebih ramah lingkungan. Pemanfaatan biodiesel sebagai bahan bakar di Indonesia telah mencapai B35 (campuran 35%-v biodiesel dan 65%-v petrodiesel). Sistem penyimpanan B35 didesain dari material baja karbon karena kelebihannya yang murah, mudah difabrikasi, dan memiliki sifat mekanik yang baik. Namun, biodiesel memiliki kelemahan yaitu lebih polar, mudah terdegradasi, dan lebih higroskopis sehingga menyebabkan ketidaksesuaian material antara baja karbon dengan B35. Selain itu, B35 dapat dimanfaatkan oleh mikroba untuk pertumbuhan dan metabolisme. Kondisi ini menimbulkan terjadinya biokorosi dan penurunan kualitas bahan bakar. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pengaruh interaksi jenis kultur terhadap pembentukan biofilm, korosi baja karbon, dan degradasi bahan bakar pada sistem penyimpanan B35. Hasil penelitian ini di antaranya pada setiap jenis kultur, pertumbuhan koloni biofilm Serratia marcescens secara signifikan lebih rendah dibandingkan pertumbuhan koloni biofilm Bacillus subtilis, Pseudomonas aeruginosa dan Micrococcus luteus. Selain itu, hilang massa baja karbon cenderung menurun seiring peningkatan waktu perendaman. Sementara, laju korosi baja karbon tertinggi hingga terendah berturut-turut yaitu kultur konsorsium SM-BS, SM-PA, dan SM-ML. Morfologi biofilm didominasi oleh salah satu mikroba pada waktu perendaman tertentu. Sementara, morfologi permukaan logam terbentuk sumuran dan produk korosi yang tebal. Seluruh jenis kultur dapat mendegradasi ester dan hidrokarbon serta menyebabkan peningkatan keasaman B35 melampaui spesifikasi yang telah ditentukan. Selain itu, biofilm seluruh jenis kultur terdiri dari karbohidrat, protein, lipid, air, dan peroksida. Sementara, produk korosi seluruh jenis kultur adalah Fe2O3, Fe3O4, FeOOH, dan Fe3(PO4)2. Terjadi interaksi antagonis terhadap Serratia marcescens melalui quorum sensing, pembentukan biofilm yang tebal, dan produksi senyawa antagonistik sehingga laju korosi menurun. Lalu, mekanisme korosi melibatkan reaksi-reaksi elektrokimia yang hampir sama. Dalam sistem penyimpanan B35, bahan bakar mengalami penurunan kualitas tetapi baja karbon masih memiliki ketahanan yang relatif baik