digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak
PUBLIC Irwan Sofiyan

Menjaga lingkungan merupakan komitmen penting bagi perusahaan tambang dalam menjalankan usahanya, salah satunya memastikan air buangan dari aktifitas penambangan memenuhi baku mutu lingkungan sesuai peraturan yang berlaku. PT XYZ adalah salah satu perusahaan tambang emas yang beroperasi di Pulau Sulawesi. Area penambangan terletak pada daerah vulkanik yang merupakan daerah prospek geotermal. Pada salah satu pit penambangannya (Pit A) terdapat air panas yang keluar dengan suhu >70oC dan debit hingga mencapai 1000 liter/detik. Air panas yang keluar ini menjadi air buangan tambang yang tidak dapat langsung dialirkan ke badan air karena belum memenuhi baku mutu. Air buangan tambang ini harus diolah untuk menurunkan kadar arsen, boron, klorida, total dissolved solid (TDS) dan suhu jika akan dialirkan ke sungai terdekat sedangkan pembuangan ke laut hanya membutuhkan penurunan suhu. Alternatif lain adalah mengembalikan air buangan tambang ini ke dalam aliran airtanah dengan cara injeksi. Pengolahan yang dilakukan saat ini menggunakan metode mixing pond dan cooling circuit sebelum dialirkan ke laut. Kedua metode ini membutuhkan area yang cukup luas untuk penyediaan infrastrukturnya sedangkan penambangan juga membutuhkan perluasan lahan. Seiring kemajuan penambangan, bukaan tambang semakin besar dan debit air yang keluar akan semakin besar sehingga alternatif injeksi perlu dipertimbangkan. Studi ini dilakukan untuk mendapatkan perkiraan debit air panas yang akan keluar seiring dengan bukaan tambang yang semakin besar dan gambaran awal lokasi yang dijadikan target injeksi. Dari data pengujian lapangan yang pernah dilakukan sebelumnya, perhitungan dan simulasi menggunakan metode beda hingga (finite difference) dengan bantuan perangkat lunak (software) MODFLOW diperoleh perkiraan debit air yang keluar dapat mencapai 2000 liter/detik dan lokasi injeksi yang disarankan berada di sisi utara Pit A dengan jarak minimum 2 km dari final pit design. Hasil studi ini diharapkan dapat dijadikan acuan studi selanjutnya sebelum alternatif injeksi ini dijadikan pilihan dan diimplementasikan.