digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Ratna Yunita
PUBLIC Irwan Sofiyan

Banjir sering terjadi di daerah perkotaan dikarenakan berkurangnya area tampungan dan resapan air. Hal tersebut mengakibatkan ketersediaan air semakin menurun dan berdampak pada peningkatan potensi banjir perkotaan dari tahun ke tahun. Jakarta merupakan kota yang berpotensi terjadi banjir karena berada di daerah hilir dan banyak dilalui sungai. Sub DAS Mampang adalah salah satu Sub DAS di Jakarta yang sering mengalami kejadian banjir. Area Sub DAS Mampang sekitar 90% berada di wilayah Jakarta Selatan dan sisanya berada di wilayah Depok. Sungai Mampang adalah sungai utama pada Sub DAS Mampang yang meluap dan mengakibatkan banjir setiap tahunnya. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis bahaya banjir sungai Mampang pada kala ulang 2, 5, 10, dan 25 tahun dengan menggunakan data hidrologi dan data penginderaan jauh resolusi tinggi (LiDAR) sebagai data utama. Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan pemodelan hidrodinamik 2D melalui tahapan analisis hidrologi, pemodelan hidrodinamik 2D, dan analisis spasial bahaya banjir. Hasil pemodelan banjir ketika dilakukan validasi model dengan data historis kedalaman banjir tahun 2020 menunjukan nilai NSE sebesar 0.84 dan RMSE sebesar 0.14. Selain itu, hasil luasan model merepresentasikan 55% dari luas kejadian banjir tahun 2020. Analisa tingkat bahaya banjir berdasarkan Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Nomor 02 Tahun 2012 mengenai Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana menunjukan bahwa pada kala ulang 2, 5, dan 10 tahun didominasi oleh kelas Rendah (< 0.76 m). Sementara pada kala ulang 25 tahun, bahaya banjir mengalami peningkatan, yaitu didominasi oleh kelas Sedang (0.76 – 1.5 m) dengan luas 401,353.44 m2. Kelas penggunaan lahan yang paling berdampak banjir adalah hunian, terutama sub kelas rumah kecil. Jumlah hunian yang terdampak adalah 2.606, 2.726, 2.770, dan 2.832 bangunan pada periode ulang 2, 5, 10, dan 25 tahun. Pemodelan bahaya banjir ini memberikan wawasan yang dapat digunakan untuk meningkatkan manajemen risiko dan strategi mitigasi bencana.