digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Muhammad A'an
PUBLIC Resti Andriani

BAB 1 Muhammad A'an
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Muhammad A'an
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Muhammad A'an
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Muhammad A'an
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Muhammad A'an
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Muhammad A'an
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

Salah satu produk nikel di industri adalah feronikel (FeNi) dan nikel pig iron (NPI) yang berasal dari bijih nikel laterit tipe saprolit. FeNi dan NPI merupakan bahan yang digunakan pada pembuatan baja tahan karat. Namun, produksi baja tahan karat menghasilkan karbon dioksida sebesar 6 ton CO2/ton FeNi. Disisi lain, jumlah sampah yang dihasilkan oleh dunia meningkat setiap tahun. Penanganan sampah konvensional berupa landfilling dan open dumping menimbulkan masalah pada ketersediaan lahan serta pencemaran lingkungan. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam penanganan sampah adalah waste-to-energy atau mengubah sampah menjadi energi, yang salah satunya dengan metode peuyeumisasi sampah (PS). PS merupakan metode mengubah sampah menjadi bahan bakar berupa refuse derive fuel (RDF). Produk dari PS memiliki karakteristik yang mirip dengan batubara sehingga berpotensi untuk dijadikan reduktor. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan percobaan skala laboratorium penggunaan produk PS sebagai reduktor bijih nikel saprolit sebagai substitusi batubara pada proses produksi feronikel. Serangkaian percobaan dilakukan meliputi pembuatan peuyeumisasi sampah, karakterisasi awal sampel, proses kalsinasi pada horizontal tube furnace (HTF), peleburan kalsin pada vertical tube furnace (VTF), dan karakterisasi produk yang dihasilkan. Percobaan pada HTF dilakukan pada variasi waktu reduksi 30–180 menit, temperatur reduksi 500–900????C, persentase PS 5–20%, dan perbandingan reduktor PS, sampah, PS yang telah diarang, dan batubara. Peleburan dalam VTF dilakukan dalam kondisi inert pada temperatur 1550????C selama 120 menit. PS, sampah, dan batubara dianalisis menggunakan thermogravimetry-differential thermal analysis (TG-DTA) bersamaan dengan bijih nikel saprolit. Produk reduksi kalsin yang dihasilkan dianalisis menggunakan X-ray diffraction (XRD) dan scanning electron microscope-energy dispersive spectroscopy (SEM-EDS), sedangkan produk peleburan dianalisis menggunakan SEM-EDS. Hasil percobaan menunjukkan bahwa peningkatan temperatur dan waktu reduksi secara umum dapat meningkatkan derajat reduksi bijih nikel saprolit. Logam feronikel mulai terbentuk pada waktu reduksi 30 menit, temperatur 700????C, dan komposisi PS 20% dengan kadar besi dan nikel berturut-turut sebesar 73,63% dan 23,04%. Sementara itu, air kristal mulai menghilang pada temperatur 600????C dan waktu reduksi 60 menit. Peningkatan komposisi PS dapat menghasilkan derajat reduksi yang lebih tinggi. Hasil perbandingan reduksi dengan menggunakan reduktor yang berbeda menunjukkan PS yang telah diarang menghasilkan derajat reduksi tertinggi. Namun, hasil yang didapat tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan.