digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sungai Juana merupakan Sungai yang melintasi Kabupaten dengan karakteristik pembuang atau drainase utama dari anak-anak Sungai dari hulu (Boyolali, Semarang, Grobogan, Demak, dan Kudus) dengan Panjang total 62 km. Kabupaten Pati pada musim kemarau merupakan daerah dengan potensi kekeringan cukup tinggi, di sisi lain pada musim penghujan sangat rawan terjadi banjir. Diperlukan adanya manajemen pengelolaan air sehingga air dapat dimanfaatkan secara maksimal. Salah satu cara untuk mengurangi banjir di Sungai Juana dapat dengan cara memanfaatkan 11 bendungan di sekitar DAS Juana supaya dapat mereduksi banjir. Dalam studi ini melakukan analisa hidrologi untuk mendapatkan debit Rencana pada Sungai Juana. Analisa hidrologi menggunakan software HEC HMS. Analisa penelusuran banjir pada 11 bendungan dilakukan menggunakan software HEC HMS. Analisa hidrolika menggunakan software HEC RAS. Analisa sedimen di Sungai Juana menggunakan software HEC RAS selama 3 tahun. Analisa regime atau stabilitas sungai dengan menggunakan 7 teori regime. Dari analisa reduksi banjir yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa cara flood routing dapat mengereduksi banjir di Sungai Juana. Dari analisa hidrolika yang telah dilakukan, pada skenario 1 (Geometri Eksisting Sungai) dengan kala ulang 2 tahun seluas 31.2 km2, pada skenario 1 (Geometri Normalisasi dan Peninggian Tanggul) dengan kala ulang 25 tahun seluas 41.8 km2, dengan kala ulang 50 tahun seluas 45.032 km2, dengan kala ulang 100 tahun seluas 48.37 km2. Skenario 2 (Geometri Normalisasi dan Peninggian Tanggul) dengan kala ulang 2 tahun seluas 27.64 km2, dengan kala ulang 25 tahun seluas 30.24 km2, dengan kala ulang 50 tahun seluas 31.64 km2, dengan kala ulang 100 tahun seluas 33.77 km2. Skenario 3 (Geometri Normalisasi dan Peninggian Tanggul beserta dengan bangunan bendung karet) dengan kala ulang 2 tahun seluas 27.87 km2, dengan kala ulang 25 tahun seluas 30.60 km2, dengan kala ulang 50 tahun seluas 32.02 km2, dengan kala ulang 100 tahun seluas 33.79 km2. Skenario 4 (Geometri Normalisasi dan Peninggian Tanggul beserta dengan bangunan bendung karet ditambahkan dengan flood routing) dengan kala ulang 2 tahun seluas 26.56 km2, dengan kala ulang 25 tahun seluas 26.57 km2, dengan kala ulang 50 tahun seluas 26.57 km2, dengan kala ulang 100 tahun seluas 26.58 km2. Skenario 5 (Geometri Normalisasi dan Peninggian Tanggul tanpa bendung karet ditambahkan dengan flood routing) dengan kala ulang 2 tahun seluas 26,55 km2, dengan kala ulang 25 tahun seluas 26,55 km2, dengan kala ulang 50 tahun seluas 26,55 km2, dengan kala ulang 100 tahun 26,55 km2. Hasil permodelan sedimentasi yang sudah dilakukan, pada skenario 1 didapatkan bahwa bagian hulu mengalami degradasi sedangkan pada bagian hilir mengalami agradasi, pada skenario 2 didapatkan bahwa bagian hulu mengalami degradasi, , pada bagian tengah Sungai mengalami agaraasi, sedangkan pada bagian hilir mengalami agradasi. Pada skenario 3 didapatkan bahwa pada titik setelah bendung karet mengalami degradasi yang cukup besar, hal ini dikarenakan adanya gerusan setelah bendung karet. Berdasarkan hasil analisis teori regime, untuk geometri eksisting di Sungai Juana untuk parameter kedalaman (d) sebanyak 93 cross section yang tidak stabil, sedangkan untuk parameter kemiringan didaptkan 74 cross section yang tidak setabil, sedangkan untuk parameter lebar tidak ada cross section yang tidak stabil. Untuk geometri setelah ada pembangunan jumlah cross section yang tidak stabil untuk parameter kedalaman sebanyak 32 cross section, sedangkan untuk parameter kemiringan didapatkan 110 cross section yang tidak stabil, sedangkan untuk parameter lebar tidak ada cross section yang tidak stabil.