digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Regina Betalia
PUBLIC Irwan Sofiyan

Persoalan pengelolaan sampah menjadi bahan yang terus dikaji oleh banyak peneliti untuk menemukan model pengelolaan yang paling efektif mengentaskan berbagai masalah dalam pengelolaan persampahan. Memanfaatkan sampah baik organik maupun anorganik untuk menjadi energi dapat dilakukan dengan Pembangkit listrik Tenaga Sampah (PLTSa). Tak hanya itu mengolah sampah sebagai bahan bakar PLTSa, dapat mengurangi volume sampah domestik yang menumpuk di Tempat Pembuangan Sampah (TPA). Pengembangan proyek PLTSa Putri Cempo, Kota Surakarta tahun 2021 mengalami kekurangan lahan, dimana total kebutuhan lahan PLTSa 3,5 Ha untuk deposit sampah (pengeringan), sehingga sejak 2021 Pemerintah Kota Surakarta dengan koordinasi BBWS Bengawan Solo melakukan perluasan lahan untuk keperluan fasilitas pendukung PLTSa. Untuk menyatukan lahan deposit sampah, maka alur lama Kali Kebo dipindahkan dan dibangun alur baru Kali Kebo sebagai peralihan alur sungai baru untuk pemanfaatan lahan PLTSa. Konstruksi alur baru menggunakan beton L-gutter (non-erodible) untuk mencegah limbah sampah masuk ke dalam sungai. Area penelitian ini berada di Sub-DAS Watu Burik, bagian dari DAS Bengawan Solo, yang terletak di Kota Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia. Sungai Kebo, salah satu cabang Sungai Bengawan Solo di daerah hulu, dengan titik pengukuran pada 110º45'15'' dan 110º45'35'' Bujur Timur serta antara 7º36' dan 7º56' Lintang Selatan di Zona 49 S dari sistem UTM. Perubahan alur Kali Kebo menyebabkan perubahan pada bahan dasar saluran, panjang dan kemiringan sungai yang berpotensi pada perubahan kecepatan, kapasitas penampang dan laju angkutan sedimen (agradasi dan degradasi). Pembangunan Alur Baru Kali Kebo dalam kajian Tesis ini sudah selesai proses konstruksi pada bulan Mei tahun 2023. Penulis melakukan reviu desain dengan sumber data hujan Pos Curah Hujan Pabelan tahun 2001 – 2022, selanjutnya dilakukan kajian analisis hidrologi, analisis hidraulika dan analisis laju angkutan sedimen. Nilai debit bankfull saluran alami Q = 29.01 m3/dtk dengan kalibrasi perhitungan Hidrograf Satuan Sintetis SCS merupakan debit kala ulang 1,5 tahun (Q1,5). Berdasarkan peraturan Menteri PUPR Nomor 12/PRT/M/2014, maka untuk luas DAS Watu Burik 479 Ha perencanaan menggunakan Q10 = 47,07 m3/dtk dan menghasilkan perhitungan dimensi L-gutter H = 2.8 m dan B = 4.2 m. Hasil analisis menunjukkan terjadi peningkatan kapasitas setelah dilakukan perubahan alur baru Kali Kebo adalah 63,63% untuk metode faktual dan 63,52% dengan metode n-Kutter’s. Kecepatan ijin maksimum saluran agar tidak terjadi erosi v = 0,506 m/dtk sesuai dengan analisis perhitungan tegangan dasar dan tegangan kritis di lokasi studi. Pemodelan 1D unsteady flow HEC-RAS untuk nilai debit bankfull (Q1,5) menunjukkan terjadi perubahan kecepatan aliran Kali Kebo alur lama 1.78 m/det, sementara alur baru menjadi 1.05 m/det, karena penambahan panjang sungai ±68 m. Tendensi terjadi sedimentasi bagian hulu (Sta. 0+80) dengan tinggi 0,5-0,6 m / tahun, tendensi erosi pada inlet alur sungai baru (Sta10+90) dengan kedalaman 0,2-0,3 m/tahun, sementara pada pada bagian outlet alur baru/bagian hilir (Sta. 29+108) ada tendensi erosi dengan kedalaman 0,6-0,8 m/ tahun. Hasil pemodelan angkutan sedimen menunjukkan bahwa Persamaan Sedimen Ackers-White dengan nilai 1,216 ton/hari mendekati hasil kalibrasi di lapangan. Kondisi Kali Kebo yang sudah terkontaminasi limbah sampah mempengatruhi laju angkutan sedimen, setelah dilakukan analisis Qt = 35,431.7 ppm > 10,000 dapat diartikan bahwa sungai tersebut mengalami sedimentasi kategori berat.