digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Terdapat studi tentang evaluasi EDP dan penelitian tentang faktor-faktor yang berkontribusi terhadap keberhasilan atau kegagalan program tersebut. Namun, belum ada diskusi mengenai evaluasi efektivitas EDP. Lanskap ekonomi Indonesia yang unik, dengan beragam wilayah, tantangan spesifik, dan tujuan pembangunan yang terus berubah, memerlukan model evaluasi yang mampu menangkap perbedaan-perbedaan tersebut. Model umum yang diterapkan secara universal akan kehilangan faktor-faktor penting yang berhubungan dengan konteks tertentu, sehingga menyebabkan penilaian yang tidak akurat dan penyesuaian program yang tidak efektif. Oleh karena itu, perlu adanya penelitian mengenai bagaimana usulan evaluasi model EDP. Secara teoritis penerapan asesmen terhadap capaian program (evaluasi sumatif) dan evaluasi untuk melaksanakan faktor determinan adalah berimbang, karena sebagian besar evaluasi hanya fokus pada evaluasi sumatif dibandingkan evaluasi formatif-sumatif. Pertanyaan penelitian ini adalah: 1. Apa saja variable dari evaluasi program pengembangan kewirausahaan pemerintah yang dilaksanakan di Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Sumatra Selatan, Indonesia? 2. Apa hubungan antar variable dari evaluasi program pengembangan kewirausahaan pemerintah yang dilaksanakan di Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Sumatra Selatan, Indonesia? 3. Bagaimana cara mengevaluasi program pengembangan kewirausahaan yang dapat diterapkan oleh pemerintah, utamanya pada Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Sumatra Selatan Indonesia? Penelitian ini menggunakan metode pendekatan campuran dengan filsafat pragmatisme untuk menjawab pertanyaan penelitian khususnya merumuskan model evaluasi EDP. Pertama, menggunakan metode deduktif dari tinjauan literatur, peneliti melakukan tinjauan literatur sistematis kualitatif (Systematic Literaure Review/SLR) dalam eksplorasi literatur melalui Scopus Preview dan ProQuest, untuk menganalisis literatur program pengembangan kewirausahaan terkini. Berdasarkan kesenjangan penelitian yang ditemukan pada literatur, peneliti kemudian membangun landasan teori untuk mengisi kesenjangan literatur tersebut. Kedua, melalui pendekatan induktif dengan wawancara mendalam kepada 20 pemangku kepentingan (akademisi, bisnis, komunitas, pemerintah dan media) di Provinsi Jawa Barat dan Sumatra Selatan dimana peneliti melakukan studi kasus kualitatif pada kedua provinsi tersebut. Wawancara tersebut kemudian dianalisis dengan pendekatan analisis tematik. Dengan melakukan studi kasus dengan diskusi kelompok (Focus Group Disucssion/FGD), wawancara dan observasi, peneliti memvalidasi temuan dari penelitian SLR dan mencoba menemukan variabel baru. Ketiga, temuan dalam penelitian SLR dan penelitian kualitatif studi kasus kemudian divalidasi dengan survei kuantitatif kepada 203 pakar di pemerintahan dengan model persamaan struktural dengan perangkat lunak SMART PLS. Akhirnya, peneliti membangun kerangka lengkap untuk mengevaluasi EDP. Ada tiga temuan sehubungan dengan tiga pertanyaan penelitian. Pertama, berdasarkan studi kasus EDP yang dilakukan oleh pemerintah di Propinsi Jawa Barat dan Propinsi Sumatra Selatan ditemukan variabel evaluasi EDP yaitu Ringkasnya Data Entrepreneur, Kolaborasi Stakeholder, Lengkapnya EDP, Karakteristik Peserta, dan Kinerja Program. Kedua, variabel determinan dan Kinerja EDP divalidasi dengan survei kuantitatif kepada 203 pakar di pemerintahan dengan model persamaan struktural menggunakan perangkat lunak SMART PLS. Temuannya adalah: 1) Ringkasnya Data Entrepreneur berpengaruh yang tidak signifikan terhadap Lengkapnya EDP; 2) Ringkasnya Data Entrepreneur berpengaruh yang tidak signifikan terhadap Kinerja EDP; 3) Kolaborasi Stakeholder berpengaruh signifikan terhadap Lengkapnya EDP; 4) Kolaborasi Stakeholder berpengaruh signifikan terhadap Kinerja EDP; 5) Lengkapnya Program berpengaruh yang signifikan terhadap Lengkapnya EDP; 6) Karakteristik Peserta berpengaruh signifikan memoderasi Lengkapnya EDP dan Kinerja EDP. Ketiga, evaluasi EDP Evaluation harus dibuat berdasarkan Kolaborasi Stakeholder, Lengkapnyanya EDP, Karakteristik Peserta dan Kinerja EDP. Sebagai kontribusi praktis, pemerintah dapat menggunakan konsep evaluasi formative-summative untuk mengevaluasi ketercapaian tujuan progam dan menjelaskan berbagai langkah perbaikan untuk meningkatkan kualitas proses pelaksanaan program-program tersebut sehingga meningkatkan Kinerja EDP yang baik. Evaluasi formatif dan evaluasi sumatif adalah dua jenis evaluasi yang dapat dilakukan untuk menilai efektivitas program pengembangan kewirausahaan (EDP) secara komprehensif, karena dapat menilai ketercapaian hasil tujuan dan memberikan informasi kelemahan dan tantangan untuk diatasi. Caranya yaitu dengan mengevaluasi determinan (Kolaborasi pemangku kepentingan, Kelengkapan EDP dan Karakteristik peserta secara signifikan) dan Kinerja EDP. Evaluasi terhadap Kolaborasi pemangku kepentingan dapat dilakukan dengan melihat adanya kompromi, komunikasi, keterlibatan, kepercayaan, dan berbagi ilmu antar pemangku kepentingan baik di dalam kolaborasi dalam membuat program yang komprehensif, maupun kolaborasi dalam mendukung partisipan dalam menumbuhkan usahanya setelah menyelesaikan sebuah program EDP. Evaluasi terhadap Komprehesifnya Program dapat dilakukan dengan melihat desain dari program, pelatih, penyampaian, muatan materi, dan layanan konseling. Evaluasi terhadap Karakter Peserta dapat dilakukan dengan melihat latar belakang pendidikan, pengalaman kerja atau bisnis, dan minat & niat. Evaluasi terhadap Kinerja Program dapat dilakukan dengan melihat efektifnya, efisiennya, cukupnya, responsifnya, dan kesesuaian program.