digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Gempa bumi yang terjadi pada tahun 2018 menyebabkan tanah longsor di kabupaten sigi, sungai tuva yang merupakan anak sungai palu yang secara administrasi terletak di kabupaten sigi, ketika terjadi hujan dengan intensitas tinggi sisa-sisa longsoran ikut terbawa oleh aliran air sampai kehilir sungai tuva, tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis besaran debit banjir debir, dan pola agradasi dan degradasi dasar sungai tuva setelah dilakukan penanganan dengan berbagai skenario – skenario penempatan bangunan baik itu secara hidraulis maupun erosi dan sedimentasi. Menggunakan perangkat lunak Hec-Ras 1 Dimensi dan 2 Dimensi dengan fitur non-newtonian didapat hasil analisis kemiringan dasar sungai tuva yang masuk dalam klasifikasi curam yang berada dalam kemiringai dasar sungai 4 – 10 %. , menggunakan data pada tahun 2019 didapat volume sedimentasi di sungai tuva sebesar 15.416,99 m3/tahun. Ketika intensitas curah hujan tinggi akan berpotensi terjadi banjir sedimen biasa (newtonian) dengan debit 42,290 m3/detik, Ketika longsoran ikut terbawa oleh aliran air akan terjadi potensi banjir debris (non-newtonian) dengan debit sebesar 54,971 m3/detik, dengan konsentrasi sedimen sebesar 30% didalam aliran tersebut, maka luas area gengangan akan bertambah menjadi 130 – 135 % dari banjir aliran sedimen biasa (newtonian). Kemudian dilakukan probabilitas banjr 1- 5 tahun didapat hasil banjir berpotensi terjadi pada tahun ke 2 dan tahun ke 5 dengan kala ulang tertentu, setelah itu dilakukan pengabungan debit harian dengan debit banjir rencana. langkah awal permodelan hidraulika menggunakan existing, yang mana hasil simulasi tersebut diambil sebagai pedoman dalam penempatan bangunan menggunakan, skenario desain, alternatif 1, alternatif 2 , alternatif 3 altenatif 4 dan alternaif 5. Berdasarkan analisis tersebut didapat hasil penempatan menggunakan skenario desain dan alternatif 1 yang berada pada zona sedimentasi dapat menambah tinggi muka air, luas area genangan, kecepatan aliran dihilir sungai tuva, dan kemiringan statis serta kemiringan dinamis bangunan konsolidasi dam dapat terisi dalam jangka waktu yang pendek, Untuk penempatan bangunan pengendali sedimen di zona erosi (skenario alternatif 3 dan alternatif 4) memiliki potensi akan terjadi gerusan (degradasi) dasar sungai dihilir bangunan konsolidasi dam, Sedangkan penempatan bangunan pengendali sedimen dengan skenario alternatif 2 dan alternatif 3 dapat menstabilkan dasar sungai serta membentuk kemiringan dinamis dan statis yang lebih stabil.