Kabupaten Semarang merupakan kabupaten kecil di Jawa Tengah yang memiliki
potensi sebagai kota destinasi wisata. Namun sejak penurunan jumlah kunjungan
wisatawan akibat pandemi COVID-19, membuat Kabupaten Semarang menyadari
bahwa ia tidak memiliki identitas yang jelas yang bisa membedakan dirinya serta
tidak dapat bersaing dengan kota lain di sekitarnya. Demi mengatasi itu, dibutuhkan
suatu upaya untuk membangun identitas Kabupaten Semarang sebagai kota
destinasi, yaitu dengan perancangan destination branding. Namun perancangan
branding juga memiliki beberapa kendala yang dapat membuat kegagalan brand,
salah satunya adalah hanya melibatkan satu stakeholder. Untuk itu metode yang
digunakan melibatkan kelompok penduduk lokal sebagai pemilik kota dan
wisatawan sebagai target sasarannya. Penelitian ini merancang identitas visual
sebagai upaya dalam membangun destination branding. Penelitian menggunakan
metode kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif diterapkan pada pelibatan
kedua kelompok melalui kuesioner online, dan metode kualitatif diterapkan pada
pemikiran kreatif desain di akhir kuesioner. Tahap awal perancangan branding
adalah pencarian inti brand yang menerapkan teori destination image oleh Stylidis
et al. (2017), skala brand personality oleh Aaker (1997), teori spatial positioning
dan anchorage oleh Syssner (2009), teori jenis-jenis mark oleh Melkumyan (2011),
dan teori kreativitas oleh Rustan (2009). Setelah inti brand ditentukan dan
dibuatkan desain logo, identitas brand Kabupaten Semarang diterapkan
menggunakan model brand idenity prism Kapferer (1992) dan teori 3 elemen
penting pembentuk identitas brand adaptasi dari Otubanjo dan Melewar (2007).
Hasil dari penelitian menghasilkan brand Kabupaten Semarang, Bumi Serasi yang
memposisikan dirinya sebagai kota destinasi pilihan di Jawa Tengah. Dibantu
dengan logo berupa ikon Candi Gedong Songo dan Gunung Ungaran, Kabupaten
Semarang bersikap sebagai kota yang menawarkan objek wisata menarik dan
mengkomunikasikan identitasnya dengan penggunaan bahasa yang lugas, ramah,
dan bersifat membujuk dengan maksud memperkuat citra dan memposisikan
dirinya sebagai kota destinasi pilihan dalam benak masyarakat luas.