digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Rumah Inti Tumbuh (RIT) sebagai embrio dari Rumah Sederhana Sehat merupakan salah satu solusi dalam mengatasi kondisi backlog di Indonesia. Seiring berjalannya waktu RIT mengalami transformasi rumah demi memenuhi kebutuhan penghuni yang terus bertumbuh. Transformasi tanpa peran arsitek ataupun desainer hanya berfokus pada pemenuhan kebutuhan dapat menurunkan kualitas hunian dan berdampak pada kesehatan penghuni. Aspek yang sering diabaikan yaitu pencahayaan alami dan penghawaan udara yang baik dalam rumah. Kondisi pada kedua aspek jika tidak dipenuhi dengan baik dapat meningkatkan kemungkinan ketidaknyamanan serta memicu adanya sick building syndrome dalam hunian. Kajian mengenai optimalisasi perancangan Rumah Sederhana Sehat ini berfokus pada pemenuhan kebutuhan ruang pada rumah dengan mengantisipasi proses transformasi. Parameter rumah sehat dalam aspek kenyamanan visual pencahayaan alami serta aspek penghawaan udara yang baik diterapkan dalam menciptakan perancangan hunian sehat baik sebelum hingga sesudah mengalami transformasi. Berdasarkan hasil analisis terhadap 3 studi kasus rumah di Perumahan Nasional Sarijadi ditemukan beberapa rekomendasi perancangan untuk mengoptimalkan perancangan rumah inti tumbuh. Pertama, mengembangkan tahapan housing career dengan menambahkan kemungkinan terjadinya penumpukan penghuni dan kebutuhan area ekonomi. Kedua, memberikan setiap ruang akses langsung terhadap ruang luar. Ketiga, menerapkan windows to wall ratio 45-60% terhadap akses pencahayaan alami untuk kenyamanan visual. Keempat, menerapkan 5% bukaan tetap dan 5% bukaan insidental serta menerapkan pola ventilasi silang untuk kenyamanan penghawaan udara.