digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Tiara Alvionita
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Hepatitis B merupakan suatu penyakit pada hati yang disebabkan oleh infeksi virus Hepatitis B (VHB). Hepatitis B termasuk sebagai salah satu dari sepuluh masalah kesehatan global di dunia. Prevalensi Hepatitis B kronis di Indonesia adalah sekitar 8% dan Indonesia menduduki peringkat pertama dengan prevalensi hepatitis B tertinggi di Asi a Tenggara. Dalam rangka ikut mengatasi masalah Hepatitis B di Indonesia, Institut Teknologi Bandung telah mengembangkan Kit Hepatitis B kuantitatif berbasis ELISA ( Enzyme Linked Immunosorbent Assay ). Kit Hepatitis B kuantitatif ini dirancang untuk memantau titer virus Hepatitis B yang ada di dalam tubuh pasien. Pemantauan titer virus ini penting dalam menentukan keberhasilan terapi pasien penderita Hepatitis B. Namun Kit diagnostik ini masih perlu d iuji ketegarannya, oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsistensi pembacaan sampel oleh Kit Diagnostik Hepatitis B Kuantitatif dan menentukan pengaruh analis uji terhadap konsistensi pembacaan Kit Diagnostik Hepatitis B Kuantitatif y ang dikembangkan oleh Institut Teknologi Bandung. Pada percobaan ini digunakan satu sampel positif dan satu sample negatif yang akan diuji ketegarannya dengan 16 kali ulangan. Dan dilakukan percobaan acak lengkap dengan tiga perlakuan analis berbeda. Hasil percobaan uji konsistensi kit diagnostik hepatitis B kuantitatif yaitu didapatkan rerata laju kenaikan absorbansi pada sampel negatif sebesar 0,0157/menit, dengan standar deviasi sebesar 0,0034/menit. Dan rerata laju kenaikan absorbansi pada sampel positi f yaitu 0,0587/menit dengan standar deviasi sebesar 0,0190/menit. Data laju kenaikan absorbansi berdistribusi normal dengan nilai Coefficient of Varriance (CV) pada sampel negatif sebesar 22% dan Coefficient of Varriance pada sampel positif sebesar 30,8%. Nilai CV yang rendah menunjukkan bahwa data yang diperoleh dari suatu pengamatan atau pengukuran relatif konsisten dan hal ini berarti bahwa pengukuran/pengamatannya bersifat relatif presisi. CDC menyatakan bahwa idealnya, nilai CV memiliki nilai kurang da ri 5% (CDC, 2012). Seperti yang telah dikemukakan diatas, nilai CV laju kenaikan absorbansi sampel negatif dan positif relati relatif besar (>5%) maka dapat ditarik kesimpulan bahwa data yang diperoleh dari uji dengan menggunakan kit Hepatitis B kuantitatif bersifat tidak konsisten. Hasil percobaan acak lengkap menunjukkan bahwa analis berpegaruh secara signifikan terhadap konsistensi p embacaan kit diagnostik hepatitis B kuantitatif yang dikembangkan oleh Instititut Teknologi Bandung.