digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Alya Kinanti Salsabila
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Alya Kinanti Salsabila
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Alya Kinanti Salsabila
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Alya Kinanti Salsabila
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Alya Kinanti Salsabila
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Alya Kinanti Salsabila
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 Alya Kinanti Salsabila
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Alya Kinanti Salsabila
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Indonesia memiliki potensi energi baru terbarukan (EBT) yang besar, dan 50% berasal dari energi surya. Namun, baru 0,05% potensi energi surya yang dimanfaatkan. Pemanfaatan energi surya menjadi energi listrik dilakukan dengan bantuan teknologi PV. Di Indonesia, sektor residensial adalah pelanggan terbesar PV, namun adopsi teknologi PV hanya 3% dari potensi pasar. Untuk mendorong adopsi teknologi PV, preferensi sektor residensial perlu dipahami dalam rangka perancangan strategi untuk meningkatkan adopsi teknologi PV. Penelitian dilakukan dengan pendekatan choice based conjoint analysis (CBCA). Terdapat empat buah atribut dalam eksperimen, yaitu kemudahan instalasi, keberlanjutan sumber listrik, investasi awal dan biaya listrik bulanan. Dengan nilai utilitas konsumen yang didapat dari hasil analisis CBCA, dilakukan simulasi preferensi untuk melihat bagaimana preferensi berubah dalam beberapa skenario pembiayaan. Analisis cluster digunakan untuk melakukan segmentasi pada konsumen sektor residensial. Dengan 241 responden di Jabodetabek dan Surabaya, atribut investasi awal dinilai sebagai atribut terpenting. Terdapat dua cluster, yaitu Sustainability-Oriented dengan tingkat penerimaan PV tinggi dan Financial-Oriented dengan tingkat penerimaan PV rendah. 55,18% konsumen Indonesia diprediksi untuk mengadopsi teknologi PV. Hasil simulasi konjoin menunjukkan bahwa skema pembiayaan yang dapat diterapkan untuk mendorong adopsi teknologi PV adalah program cicilan dengan tenor 5-7 tahun dengan down payment Rp5 juta. Usulan kebijakan bagi pemerintah Republik Indonesia adalah untuk bekerja sama dengan lembaga keuangan untuk merancang program cicilan dengan down payment rendah, meningkatkan nilai net metering, dan mendukung industri PV dalam negeri dengan memberikan insentif fiskal untuk mendorong adopsi teknologi PV bagi konsumen residensial.