Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Federal Motor Carrier Safety Administration (2007), ditemukan bahwa dari semua kecelakaan pada pengemudi truk besar, sebanyak 44% penyebabnya adalah supir truk sedang menggunakan obat-obatan resep dan Obat overthe-counter. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi penggunaan Obat klinik P3K dan non klinik pada operator dengan diagnosis infeksi saluran pernapasan, serta resiko terjadinya efek samping mengantuk dan kelelahan yang mempengaruhi kinerja. Metodologi penelitian dengan pendataan catatan klinik dan penyebaran kuesioner pada operator mesin. Dari data tersebut, ditetapkan diagnosis pasien dan kriteria penggunaan obat yang menjadi fokus penelitian. Pengumpulan data resep dilakukan dari klinik P3K periode Oktober-Desember 2009 secara retrospektif dan konkuren melalui kuesioner selama Januari 2010. Setelah itu dilakukan analisis data. Hasil dan kesimpulan penelitian yaitu ditemukan penggunaan obat ISP dari klinik dengan resiko efek samping mengantuk dan kelelahan sebesar 53,65%, dengan komposisi sebesar 52,5% beresiko efek samping mengantuk dan 1,15% beresiko efek samping kelelahan. Obat yang digunakan selain dari klinik tidak memberikan resiko efek samping mengantuk ataupun kelelahan. Diketahui bahwa ketika mengkonsumsi Obat dan bekerja, sebesar 24% operator tidak merasakan penurunan kinerja; 24% operator merasakan pengaruh obat namun tidak mengganggu; 18% merasakan pengaruh obat dan menganggu namun masih bisa bekerja; 8% merasakan pengaruh obat pada saat bekerja dan mengganggu pekerjaan.