digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pasien hepatitis C memberikan respon yang berbeda terhadap terapi yang diberikan. Perbedaan respon virologis yang ditunjukkan oleh pasien yang terinfeksi virus hepatitis C (hepatitis C virus, HCV) menyebabkan terapi yang diberikan harus bersifat individual. Dalam penelitian ini dilakukan penentuan genotipe HCV sampel menggunakan metode RT-PCR (reverse transcriptase polymerase chain reaction) kemudian dilakukan penyusunan rekomendasi terapi terhadap sampel yang telah ditentukan genotipenya dan terhadap empat kasus infeksi HCV yang memiliki data perubahan titer RNA. cDNA disintesis dari RNA HCV sampel dan diamplifikasi dengan PCR dalam satu kali reaksi menggunakan SuperscriptTM 111 One-Step RT-PCR system with Platinum Taq enzyme (Invitrogen). Produk yang dihasilkan ditentukan urutan nukleotidanya menggunakan metode dideoksi Sanger. Genotipe sampel ditentukan dengan analisis homologi urutan nukleotida sampel terhadap urutan nukleotida genom HCV yang dideposit di GenBank menggunakan program Basic Local Alignment Tool. Penyusunan rekomendasi terapi didasarkan pada genotipe sampel dan hasil analisis terhadap data perubahan titer RNA HCV empat pasien lainnya yang mengacu pada pedoman yang dikeluarkan oleh Asian Pasific Association for the Study of the Liver (APASL) serta jurnal yang berhubungan dengan terapi hepatitis C. Hasil penelitian menunjukkan produk RT-PCR yang diperoleh menggunakan sepasang primer 5'-UTR dan GSP-RT menghasilkan pita DNA berukuran 726 pasang basa. Analisis homologi terhadap urutan nukleotida produk RT-PCR menunjukkan genotipe HCV adalah genotipe 3 (kasus I). Hasil analisis data dari keempat kasus yang diteliti menunjukkan respon yang mengarah pada pencapaian sustained virological response (kasus 2), breakthrough atau kekambuhan (kasus 3), null respon (kasus 4) dan terinfeksi kembali (kasus 5). Kesulitan penentuan rekomendasi dikarenakan jadwal pemeriksaan RNA HCV pasien yang diteliti tidak sesuai dengan jadwal yang direkomendasikan dalam pedoman APASL. Rekomendasi yang dapat diberikan bagi kelima kasus dalam studi ini berturut-turut adalah terapi dengan kombinasi pegIFN a2a dan ribavirin selama 24 minggu (kasus I pemantauan SVR (kasus 2), pengobatan kembali dengan kombinasi pegIFN a2a-ribavirin dan ribavirin selama 48 minggu (kasus 3), pengobatan kembali dengan kombinasi CIFN-ribavirin selama 48 minggu (kasus 4) dan melanjutkan terapi hingga minggu ke-72 pengobatan kembali (kasus 5). Pada penelitian ini hasil penentuan genotipe HCV kasus I adalah genotipe 3a, sedangkan rekomendasi terapi yang diberikan merupakan kombinasi pegIFN-ribavirin atau CIFN-ribavirin dengan durasi terapi antara 24 hingga 72 minggu tergantung pada genotipe HCV dan respon virologis yang ditunjukkan oleh pasien.