digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Gina Gamiarsih
PUBLIC yana mulyana

Prevalensi penderita hipertensi di Indonesia mencapai 31,7%. Pada sebagian kasus hipertensi, penanganannya membutuhkan Obat lebih dari satu untuk mencapai target tekanan darah yang direkomendasikan. Pengobatan hipertensi yang berlangsung jangka panjang, memerlukan pemilihan Obat yang tepat. Pemilihan Obat dapat dilakukan secara farmakoekonomi. Penelitian membandingkan kombinasi antar golongan Obat antihipertensi secara farmakoekonomi dilihat dari cost-effectiveness. Pasien hipertensi rawat jalan dikelompokkan berdasarkan kombinasi Obat. Parameter keuntungan terapi yang diukur adalah tekanan darah (mmHg) dan parameter biaya adalah harga netto apotek (HNA). Penilaian cost-effectiveness dilakukan melalui analisis ICER (Incremental CostEffectiveness Ratio). Hal yang dibandingkan adalah Fixed-Dose Combination (FDC) dan Free-Combination (FC); antar kombinasi amlodipin, serta kombinasi terapi dengan monoterapi. Dari hasil analisis ICER, FDC lebih efektif secara biaya (cost-effective) daripada FC. Amlodipin-ACEI lebih efektif secara biaya daripada amlodipin-ARB. Monoterapi lebih efektif secara biaya daripada kombinasi, kecuali FC ACEI-CCB yang menurunkan tekanan darah lebih baik daripada ACEI, tetapi biaya lebih mahal. FDC ARBdiuretik lebih efektif secara biaya untuk sistol daripada FDC CCB-ARB. FC ACEI-CCB lebih efek efektif secara biaya daripada FC CCB-ARB.