digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Vina Amelia
PUBLIC yana mulyana

Berdasarkan hasil observasi di suatu apotek, asma merupakan salah satu diagnosis terbanyak (9,65%) yang mendapatkan kortikosteroid. Dalam hal ini, kortikosteroid berperan sebagai controller di dalam pengobatan asma. Terjadinya serangan asma yang terus meningkat disebabkan oleh pemicu dari lingkungan, ketidakpatuhan tenaga kesehatan terhadap panduan terapi, ketidakpatuhan pasien terhadap pengobatan asmanya, serta kegagalan pasien dalam menerima pengobatan asma yang efektif akibat penggunaan inhaler yang kurang tepat. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengamati penggunaan obat kortikosteroid pada asma berdasarkan kajian pustaka dan panduan terapi yang meliputi indikasi, dosis, interaksi obat, serta kepatuhan pasien. Studi dilakukan berdasarkan observasi retrospektif melalui penelusuran resep dan rekam medik pada periode Oktober-Desember 2009 serta penyebaran kuesioner kepatuhan pada pasien asma rawat jalan di apotek Askes. Dari 239 lembar resep asma, 62% pasien diberikan glukokortikoid inhalasi, 31% diberikan glukokortikoid oral, dan 7% diberikan kombinasi keduanya. Dosis yang diresepkan berkisar antara 2 - 60 mg untuk glukokortikoid oral dan 200 - 1200 ?g untuk sediaan inhalasi. Rentang dosis yang diresepkan sudah sesuai dengan pustaka dan panduan terapi. Kortikosteroid, khususnya rute oral berinteraksi dengan teofilin, eritromisin, dan salbutamol, tetapi tidak ada yang bermakna secara klinik. Kajian kepatuhan pasien yang didapat dari kuesioner menyatakan bahwa dari 15 pasien 73% pasien asma di apotek Askes rawat jalan patuh terhadap pengobatannya. Namun, sebanyak 36% dari pasien asma yang patuh masih sering mengalami serangan asma akut walaupun penggunaan inhalernya sudah tepat, 18% pasien asma yang patuh masih sering mengalami serangan asma akut dan juga kurang tepat dalam memakai inhaler, sedangkan 46% pasien asma yang patuh sudah tidak sering mengalami serangan asma akut walaupun cara pakai inhalernya kurang tepat. Sebanyak 27% pasien asma tidak patuh terhadap pengobatannya dan cara penggunaan obat asmanya kurang tepat, khususnya inhaler.