Akupunktur “GI”merupakan hasil pengembangan akupunktur klasik dengan
menggabungkan ilmu kedokteran barat berdasarkan pemijatan. Akupunktur ini masih
memiliki keterbatasan terkait parameter serta efektivitasnya terhadap berbagai penyakit.
Pada klinik tempat dilakukannya penelitian ini yang sekaligus mempraktekkan akupunktur
“GI”, kasus nyeri otot salah satunya yaitu fibromyalgia merupakan kasus yang paling
sering ditemui. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas
akupunktur “GI”terhadap kasus fibromyalgia di klinik tersebut melalui wawancara terarah
pasien dengan menggunakan kuesioner dampak fibromyalgia/FIQ sebagai parameter.
Wawancara dilakukan terkait kondisi awal & akhir setelah pasien menjalani terapi
akupunktur “GI”selama ± 1 bulan. Dari hasil penelitian ditunjukan bahwa terjadi
penurunan skor FIQ antara kondisi sebelum dan sesudah dilakukannya akupunktur “GI”.
Skor FIQ sebelum akupunktur tercatat sebesar (70,86 ±11,83) dan sesudah akupunktur
tercatat sebesar (44,97 ±8,43) dengan persentase rata-rata penurunan sebesar 36,5%
(p<0,05). Pada penelitian juga dilakukan pengkajian efektivitas terapi akupunktur “GI”
yang disertai latihan fisik dengan pembanding yaitu terapi dengan akupunktur “GI”saja.
Nilai rata-rata penurunan skor FIQ untuk terapi akupunktur “GI”yang disertai latihan fisik
sebesar (29,97 ±9,36) sementara dengan akupunktur “GI”saja sebesar (20,60 ±7,42)
(p<0,05). Dapat disimpulkan bahwa terapi akupunktur “GI”efektif signifikan dalam
mengurangi gejala fibromyalgia dan terapi akupunktur “GI”yang disertai latihan fisik
dinilai lebih efektif dibandingkan terapi tunggal akupunktur “GI”dalam penanganan gejala
fibromyalgia.