Berdasarkan pengumpulan angket dari 100 orang pengguna jamu diperoleh informasi
bahwa kunyit (Curcuma domestica Val.) menjadi salah satu bahan alam yang banyak
digunakan oleh masyarakat. Sangat memungkinkan terjadi konsumsi bersamaan kunyit
dengan obat modern dan lebih jauh dapat memicu terjadinya interaksi. Penelitian ini
bertujuan untuk meneliti interaksi ekstrak kunyit dengan parasetamol dan diazepam.
Penelitian diawali dengan penyebaran angket kemudian dilanjutkan dengan percobaan di
laboratorium. Hewan uji yang digunakan adalah mencit Swiss Webster jantan. Hewan uji
terdiri dari kelompok kontrol dan tiga kelompok uji dengan dosis ekstrak kunyit berbeda.
Kelompok hewan tersebut diberi pembawa atau ekstrak selama 14 hari sesuai dengan
kelompoknya. Pembagian kelompok ini digunakan baik untuk obat uji parasetamol
maupun diazepam. Pada hari ke-15, kelompok parasetamol mendapat induksi nyeri secara
kimia, kemudian diberi parasetamol dosis 100 mg/kg bb sedangkan kelompok diazepam
diberi diazepam 10 mg/kg bb. Parameter pengujian meliputi pengamatan jumlah geliatan
untuk kelompok hewan yang diberi parasetamol dan pengamatan skor aktivitas pada
platform untuk kelompok hewan yang diberi diazepam. Pemberian ekstrak kunyit 50
mg/kg bb, 100 mg/kg bb, dan 200 mg/kg bb selama 14 hari meningkatkan jumlah geliatan
dan menurunkan efek parasetamol secara bermakna terhadap kontrol terlihat sejak menit
ke-60 setelah pemberian parasetamol. Pemberian ekstrak kunyit 50 mg/kg bb, 100 mg/kg
bb, dan 200 mg/kg bb selama 14 hari meningkatkan skor aktivitas dan menurunkan efek
diazepam namun tidak bermakna terhadap kontrol. Hasil penelitian ini menunjukkan
ekstrak kunyit menurunkan efek parasetamol secara bermakna terhadap kontrol dan
menurunkan efek diazepam tetapi tidak bermakna terhadap kontrol.