Latar Belakang dan Tujuan. Beberapa penelitian telah membuktikan adanya hubungan antara stres oksidatif dengan tiga penyakit penyebab utama kematian di dunia (kanker, diabetes mellitus, dan penyakit kardiovaskuler). Oleh karena itu, penelitian mengenai antioksidan sangat diperlukan sebagai pendekatan awal. Zingiberaceae adalah suku tumbuhan yang banyak digunakan sebagai bahan baku obat tradisional di Indonesia. Salah satu marga Zingiberaceae yaitu Hedychium telah diketahui memiliki aktivitas antioksidan. Hedychium roxburghii (gandasoli hutan) memiliki potensi sebagai sumber antioksidan baru tetapi penelitian mengenai tumbuhan ini masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dan toksisitas dari ekstrak etanol residu distilasi dan minyak atsiri H. roxburghii. Selain itu, dilakukan pula isolasi senyawa marker dan senyawa antioksidan. Metode. Terhadap ekstrak etanol residu distilasi rimpang H. roxburghii serta minyak atsirinya dilakukan uji aktivitas antioksidan kualitatif dan kuantitatif serta penentuan IC50 dengan metode peredaman 2,2-difenil-lpikrilhidrazil (DPPH). Toksisitas kedua sampel diuji dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Ekstrak etanol difraksinasi menggunakan metode ekstraksi cair-cair (ECC) sehingga didapatkan fraksi n-heksana, etil asetat, dan air. Aktivitas antioksidan ketiga fraksi diuji dengan metode peredaman DPPH secara kualitatif dan kuantitatif. Fraksi n-heksana yang *uengandung senyawa dominan difraksinasi menggunakan kromatografi cair vakum (KCV) dengan elusi landaian n-heksana-etil asetat kepolaran meningkat. Fraksi 4 dicuci dengan n-heksana sehingga didapatkan senyawa l . Fraksi etil asetat yang memiliki aktivitas antioksidan tertinggi difraksinasi dengan KCV menggunakan elusi landaian (nheksana-kloroform-etil asetat-metanol, kepolaran meningkat). Fraksi 7 difraksinasi menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT) radial dengan elusi landaian (n-heksana-etil asetat, kepolaran meningkat) sehingga didapatkan fraksi S yang mengandung senyawa 2. Senyawa I kemudian dikarakterisasi menggunakan Resonansi Magnetik Inti (RMI)- I H, RM1- 13 C, dan RMI 2D (HSQC). Senyawa 2 dikarakterisasi menggunakan penampak bercak spesifik dan
UV pada KLT densitometer. Aktivitas antioksidan senyawa I dan fraksi S diuji secara kuantitatif dengan metode peredaman DPPH. Hasil. IC50 peredaman DPPH ekstrak etanol residu, minyak atsiri, dan pembanding asam askorbat ±rturut-turut adalah 383,07 gg/mL, > I .000 ptg/mL, dan 5,31 gg/mL. LC50 ekstrak etanol residu distilasi rimpang H. roxburghii dan minyak atsirinya terhadap larva -Artemia salina berturut-turut adalah 171,63 gg/mL dan 59,1 1 klg/mL. Aktivitas
*aksi n-heksana, etil asetat, dan air (50 gg/mL) berturut-turut adalah 3,79+1 ,23%,
26.25± 2,49%, 4,49±0,14%. Aktivitas peredaman DPPH senyawa I dan fraksi S Berturut-turut adalah 0,63±0,23 % dan Kesimpulan. IC50 ekstrak etanol residu distilasi rimpang H. roxburghii lebih rendah dari minyak atsirinya dan lebih tinggi dari asam askorbat. LC5() ekstrak residu terhadap larva Artemia salina lebih tinggi dibandingkan minyak atsirinya. Senyawa I yang diperoleh dari fraksi n-heksana ekstrak etanol residu distilasi merupakan suatu diterpen furanoid (hedisenon). Senyawa 2 yang diperoleh dari fraksi etil asetat ekstrak etanol secara kualitatif memiliki aktivitas antioksidan dan merupakan senyawa golongan fenol, bukan flavonoid, dan memiliki dua sistem kromofor dalam molekulnya. Aktivitas peredaman DPPH fraksi S lebih tinggi dari senyawa I tetapi lebih rendah dari fraksi etil asetat dan pembanding asam askorbat.