Asam jawa (Tamarindus indica L.) merupakan tanaman yang tumbuh di daerah tropis dan banyak dimanfaatkan masyarakat sebagai obat tradisional. Penelitian menunjukkan bahwa ekstrak air asam jawa memiliki efek antiobesitas pada tikus yang diinduksi dengan makanan tinggi lemak dan makanan tinggi karbohidrat. Penggunaan ekstrak air daging buah asam jawa sebagai antiobesitas, keamanan penggunaan ekstrak air daging buah asam jawa perlu dievaluasi dan dibuat formula sediaan serbuk yang mengandung ekstrak air daging buah asam jawa. Ekstrak air daging buah asam jawa dibuat dengan mengekstraksi daging buah asam jawa menggunakan air dengan refluks, lalu dikeringkan denganfree:e dryer. Hewan uji yang digunakan adalah tikus wistar jantan dan betina yang dibagi menjadi enam kelompok yaitu kelompok kontrol, satelit kontrol, kelompok uji (75 mg/kg bb, 200 mg/kg bb, 1000 mg/kg bb) dan kelompok satelit 100 mg/kg bb. Sediaan uji deberikan pada hewan selama enam bulan. Setelah enam bulan, pemberian sediaan dihentikan, hewan kelompok uji dibedah, sedangkan kelompok satelit dibedah satu bulan kemudian. Parameter-parameter toksisitas yang diamati dan diukur meliputi profil hematologi, profil biokimia darah, indeks organ, urin, dan histopatologi organ. Formulasi ekstrak air daging buah asam jawa dilakukan dengan spray-dry disertai penambahan gom arab dan Syloid@ sebagai agen pengering. Serbuk kemudian diformulasikan dan dikemas dalam kemasan aluminium foil. Evaluasi yang dilakukan pada serbuk asam jawa dan sediaan serbuk asam jawa meliputi evaluasi organoleptik, penentuan kelembaban, penentuan berat jenis dan ruah, dan stabilitas penyimpanan selama satu bulan. Penentuan angka lempeng total dan penentuan angka kapang khamir dilakukan pada serbuk ekstrak asam jawa yang dikeringkan denggan spray-dry. Profil berat badan tikus jantan dan tikus betina tidak menunjukkan perbedaan bermakna, namurs pada minggu ke-30 terdapat kenaikan yang signifikan (p<0,05) berat badan tikus jantan kelompok satelit 1000 mg/kg bb bila dibandingkan dengan kelompok satelit kontrol (440,70±38.90 g vs 410,25±54.68 g). Profil hematologi tikus jantan dan tikus betina seperti jumlah sel darah merah, jumlah sel darah putih, hemoglobin, MCH, MCHC, MCV, hematokrit, dan jumlah platelet, tidak menunjukkan perbedaan bermakna. Indeks organ tikus jantan dan tikus betina, meliputi indeks hati, indeks paru-paru, indeks jantung, indeks adrenal, indeks uterus, indeks ovarium, indeks vesika seminalis, dan indeks testis tikus jantan dan tikus betina, tidak mengalami perbedaan bermakna. Indeks limpa tikus betina pada kelompok 200 mg/kg bb, mengalami penurunan (p<0,05) bila dibandingkan dengan kelompok kontrol (0,21±0,03% vs 0,24±0,06%). Indeks ginjal tikus jantan pada kelompok 1000 mg/kg bb mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan kelompok kontrol (0,71±0,07% vs 0,63±0,05%) Parameter biokimia darah tikus jantan dan tikus betina tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan bila dibandingkan dengan kelompok kontrol. Bobotjenis urin dan pH urin tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan bila dibandingkan dengan kelompok kontrol. Ekstrak air daging buah asam jawa yang dikeringkan dengan metode freeze dry memiliki variasi berat jenis ruah yang lebih besar daripada spray dry (41,87% vs 9,56%). Ekstrak air daging buah asam jawa secara umum aman dan dapat ditoleransi dengan baik, pada dosis 75 mg/kg berat badan, 200 mg/kg berat badan dan 1000 mg/kg berat badan. Formula ekstrak air daging buah asam jawa terdiri atas 28% ekstrak air daging buah asam jawa, 32,76% gom arab, 11,2% Syloid@244 FP, 0, sukralos, 0,1% asam benzoat, dan penambahan manitol hingga 100%.