Latar belakang dan tujuan: Resistensi bakteri sangat berpengaruh bagi kesehatan masyarakat. Perkembangan galur bakteri resisten semakin meningkatkan infeksi nosokomial. Bakteri resisten penyebab utama infeksi nosokomial adalah methicillin resistant Staphylococcus aureus (MRSA), coagulase-negative staphylococci, dan strain multi-drug-resistant Pseudomonas aeruginosa. Penelitian ini bertujuan melihat aktivitas antibakteri Lactobacillus brevis FNCC 0021, Lactobacillus delbrueckii FNCC 0045, Lactobacillus plantarum FNCC 0027, Lactobacillus rhamnosus FNCC 0052 serta kombinasi bakteriosin yang diisolasi dari Lactobacillus yang potensial dengan antibiotik standar terhadap mikroba resisten penyebab infeksi nosokomial, yaitu: Pseudomonas aeruginosa Multidrug Resistant (MDR), MRSA dan Methicillin Resistant Coagulase Negative Staphylococcus (MRCNS). Metode: Pengujian aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi agar untuk melihat luas zona hanhbatan yang muncul dan metode mikrodilusi untuk melihat nilai konsentrasi hambat minimum (KHM) dan nilai konsentrasi bakterisida minimum (KBM). Sampel uji yahg mempunyai daya hambat paling besar dilanjutkan dengan purifikasi parsial untuk memperoleh bakteriosin yang lebih murni. Kemudian dilakukan pengujian aktivitas antibakteri bakteriosin dan kombinasi bakteriosin dengan antibiotik standar yaitu: vankomisin, meropenem, tetrasiklin, dan siprofloksasin. Hasil: Supernatan kultur L. brevis, L. delbrueckii, L. plantarum, dan L.rhamnosus memiliki aktivitas terhadap bakteri resisten. Supernatan kultur L.brevis mempunyai aktivitas antibakteri terhadap bakteri Gram negatif relatif lebih besar diantara keempat sampel uji. Diameter zona hambat L. brevis terhadap P. aeruginosa MDR, MRSA, dan MRCNS berturut-turut mm, mm dan mm. KHM dan KBM supernatan L. brevis terhadap P. aeruginosa MDR dan MRSA relatif sama yaitu 6,25% dan 12,5%. Sedangkan KBM dan KHM L. brevis terhadap MRCNS ialah 6,25%. Diameter zona hambat bakteriosin L. brevis dibandingkan supernatan L. brevis terhadap P. aeruginosa MDR, berturut-turut sebesar 14,7±1,11 mm dan mm. Kombinasi bakteriosin dengan antibiotik standar menghasilkan peningkatan KHM. Kesimpulan: Supernatan kultur L, brevis„ L. delbrueckii, L. plantarum, dan L. rhamnosus memiliki aktivitas antibakderi terhadap P. aeruginosa MDR, MRSA dan MRCNS. Supernatan L. brevis, mempunyai aktivitas antibakteri lebih baik terhadap bakteri Gram negatif dibandingkan Lactobacillus lainnya. Bakteriosin diduga memiliki peran dalam aktivitas antibakteri supematan L. brevis. Interaksi antara bakteriosin L. brevis dengan antibiotik tetrasiklin, siprofloksasin dan meropenem bersifat antagonis.