2015 SK PP Gilang Perdana Putra [19012112] - Full Text.pdf
PUBLIC Open In Flip Book Abdul Aziz Ariarasa
Pasar modal sebagai salah satu instrument ekonomi yang menjanjikan merupakan objek investasi yang cukup menarik namun masih belum banyak dilirik oleh masyarakat Indonesia. Tercatat hanya sekitar 4% masyarakat yang mengerti tentang pasar modal, dan berdasarkan indeks literasi sector jasa keuangan, tingkat pemanfaatan produk dan jasa pasar modal baru mencapai 0,11%. Sementara menurut BEI, pangsa pasar dari saham syariah telah menguasai 50% saham di Bursa Efek Indonesia. Maka dari itu Jakarta Islamic Index (JII) sebagai salah satu indeks saham syariah dapat menjadi rujukan investasi yang menarik bagi masyarakat Indonesia yang mayoritas adalah Muslim (87,18%). Di sisi lain, emas yang memiliki hubungan dan sejarah panjang dengan dunia ekonomi Islam masih menjadi komoditas favorit untuk investasi. Dewan Emas Dunia mencatat bahwa Indonesia menjadi konsumen emas tertinggi di Asia Tenggara.Akan tetapi, walaupun menjadi salah satu investasi paling aman karena nilai emas cenderung naik, namun tingkat pengembalian (return) emas cenderung lebih rendah dibandingkan dengan return saham.
Sementara itu tahun 2009 menjadi tahun dengan visi yang positif bagi ekonomi Indonesia pasca krisis global 2008. Berbagai indicator ekonomi mengalami tren positif, seperti tingkat inflasi yang mencapai angka 2,78%, terendah dalam sejarah perekonomian Indonesia. Begitu juga dengan performa dunia pasar modal Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan pada 2009 mengalami kenaikan sebesar 87% dari tahun sebelumnya, tertinggi di ASEAN. Sebaliknya, nilai tukar rupiah terhadap dolar semakin melemah dari tahun ke tahun, dengan pengecualian tahun 2010 yang mampu menguat hingga Rp8.900,- per dolar AS. Sementara itu PDB nominal mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.
Riset ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh dari faktor-faktor makro ekonomi yang telah disebutkan yaitu inflasi, nilai tukar dan PDB, serta harga emas terhadap return saham pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di JII dari tahun 2009 hingga 2014. Data yang digunakan dalam riset ini adalah data sekunder tahunan dari masing-masing variabel. Dengan menggunakan metode Regresi Data Panel, riset ini menemukan bahwa inflasi, nilai tukar dan harga emas memiliki pengaruh secara signifikan terhadap tingkat pengembalian saham di JII, sementara PDB tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Akan tetapi secara simultan, keempat variable tersebut memiliki pengaruh yang signifikan dan mampu menjelaskan sebanyak 62% informasi pada return saham perusahaan-perusahaan yang terdaftar di JII, sisanya sebesar 38% dijelaskan oleh variable lain di luar keempat variable independen pada riset ini. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan pertimbangan kepada investor yang ingin berinvestasi di pasar modal khususnya pada saham syariah di JII.