Seni pertunjukkan tradisional merupakan hasil warisan budaya bendawi
masyarakat. Salah satu keunikan beberapa seni pertunjukan tradisional adalah
menggunakan objek boneka, namun terdapat fenomena perasaan emosional yang
dihasilkan ketika individu berinteraksi dengan objek boneka. Perasaan tersebut di
definisikan sebagai perasaan uncanny yang oleh; Jentsch (1906), Sigmund Freud
(1919), dan Mashahiro Mori (1940). Perasaan ini muncul dikarenakan;
ketidakpastian terhadap ilusi kehidupan pada gerak boneka, wujud visual
menyerupai makhluk hidup dalam kehidupan nyata. Penelitian ini menggunakan
Ondel-ondel Betawi sebagai objek boneka raksasa yang kemudian diubah ke
boneka digital 3D.
Fokus penelitian adalah kajian dengan tujuan dari penelitian sebagai berikut;
memahami teori uncanny untuk digunakan dalam percobaan stimulus Ondel-ondel
digital yang digunakan untuk mengukur tingkat ketertarikan individu, menganalisis
faktor yang mempengaruhi respon emosi individu terhadap stimulus Ondel-ondel
digital menggunakan teori desain dan animasi, menemukan teori berdasarkan
hubungan variabel bebas dan terikat yang didasari ukuran dan essay deskriptif
respon emosi Individu. Dalam mencapai tujuan penelitian maka digunakan metode
explanatory sequential mixed methods. Data dikumpulkan dengan dua fase: Fase
pertama percobaan visual dan gerak Virtual reality Ondel-ondel yang diukur
menggunakan/ Pre Emo Tool. Fase kedua dilakukan melalui pembagian form essay
tentang pengalaman individu terhadap Objek.
Hasil simpulan penelitian ini terdiri dari: Pertama, Siklus kejiwaan membentuk
preferensi yaitu pengalaman individu dalam waktu masa lampau dan masa sekarang
membentuk memori individu serta menghasilkan asosiasi memori masa lampau
dalam berpikir dan menanggapi secara emosi terhadap karya seni dan desain digital
yang disebut preferensi. Kedua, Designer’s Digital Animation Knowledge Model
adalah model penerapan dalam metode pembuatan karya film animasi digital yang
baik, artinya film animasi yang dapat menyampaikan visual dan gerak dengan
teknologi digital dalam persepsi individu secara baik serta menguggah emosi
Individu. Ditutup dengan proposisi yang menghasilkan “teori preferensi manusia
dalam seni dan desain digital”.