Energi panas bumi memainkan peran penting dalam pemenuhan energi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Global menyepakati tujuan utama Persetujuan Paris adalah untuk memperkuat respon global atas ancaman perubahan iklim dengan menjaga kenaikan suhu global pada tetap jauh di bawah 2 derajat Celsius di atas tingkat pra-industri dan berupaya membatasi kenaikan suhu lebih lanjut menjadi 1,5 derajat Celsius, oleh karena itu kebutuhan akan energi bersih muncul.
Indonesia memiliki sumber daya geothermal yang melimpah yang dapat membantu memenuhi permintaan listrik yang semakin meningkat di negara ini dan meningkatkan tingkat elektrifikasi. Pengembangan proyek geothermal memainkan peran penting untuk mencapai target campuran energi pemerintah pada tahun 2050. Namun hingga saat ini, Indonesia masih mengandalkan energi berbasis fosil karena biaya listriknya yang lebih murah.
Sehubungan dengan pengembangan panas bumi yang masif di masa depan, penelitian ini akan membahas tentang hubungan antara Energi Geothermal, Lingkungan Sosial dan Tata Kelola (ESG), serta Pendanaan Hijau untuk Proyek. Keterkaitan antara ESG dan kinerja keuangan berdasarkan studi sejak tahun 2015 mengarah pada konsensus tumbuh bahwa manajemen perusahaan yang baik terhadap masalah ESG biasanya menghasilkan perbaikan metrik operasional. Selain itu, kredit karbon yang tersedia untuk perdagangan juga akan diperhitungkan, untuk melihat nilai tambah dari perdagangan karbon bagi penilaian aset guna meningkatkan daya tarik investor terhadap energi terbarukan.
Korelasi proyek geothermal dengan ESG dan kinerja keuangan melalui kemungkinan dampak positif dari metode pendanaan hijau terhadap metode energi terbarukan dan nilai tambah dari perdagangan karbon, penelitian ini akan berfokus pada indikator investasi keuangan setelah penerapan opsi pendanaan pada Proyek X, Indonesia. Berdasarkan penelitian, penerapan suku bunga pinjaman yang lebih rendah untuk merangsang pengembangan Proyek Geothermal akan membantu pengambil keputusan untuk mendukung pelaksanaan dan eksekusi investasi. Perhitungan perdagangan karbon juga menambah nilai aset sebesar USD 10.5 juta pada waktu tertentu yang juga dapat menutupi pengeluaran proyek sebagai perbaikan indikator keekonomian. Indikator investasi positif dan nilai tambahan jual beli karbon kredit akan membantu pengambil keputusan untuk mendukung pelaksanaan investasi pada Proyek X serta meningkatkan daya tarik investor terhadap energi panas bumi.