digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kota cerdas adalah sebuah fenomena yang saat ini tengah menjamur diseluruh dunia. Bandung sebagai salah satu kota metropolitan di Indonesia juga merasakan dampak dari fenomena ini. Ridwan Kamil, walikota Bandung, memiliki keinginan untuk mengembangkan kota Bandung dengan membuat sebuah proyek kota cerdas yang juga dikenal sebagai proyek Bandung Juara. Secara umum, kota cerdas terdiri dari enam aspek. Keenam aspek tersebut adalah ekonomi, lingkungan, mobilitas, kesejahteraan hidup, pemerintahan, dan manusia. Manusia merupakan elemen penting dalam upaya merealisasikan kota cerdas dikarenakan seluruh pekerjaan pemerintah akan menjadi sia-sia apabila manusia yang ada di kota tersebut tidak berpartisipasi dalam proyek tersebut. Tujuan pemerintah Bandug dalam proyek tersebut adalam mewujudkan pemerintahan pintar di Bandung. Dalam upaya merealisasikan pemerintaan pintar, masyarakat Bandung diharapkan untuk berpartisipasi secara aktif melaporkan masalah perkotaan melalui sosial media. Dikarenaan bentuk dari partisipasi masyarakat dengan mengguanakan teknologi, peneliti menggunakan index kesiapan teknologi dan model penerimaan teknologi untuk mengetahui keinginan masyarakat dalam menggunakan sosial media dalam melaporkan masalah perkotaan sebagai bentuk partisipasi dalam proyek Bandung kota cerdas. Dalam penelitian ini, dihipotesiskan bahwa komponen indeks kesiapan teknologi berpengaruh secara signifikan terhadap model keterimaan teknologi dan komponen model keterimaan teknologi berpengaruh secara signifikan terhadapan keinginan untuk menggunakan. Penelitian ini dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada 400 masayarakat Bandung yang memiliki umur antara 15 – 59 tahun. Penelitian ini menemukan bahwa pemerintah Bandung perlu melakukan sosialisasi proyek Bandung kota cerdas secara langsung agar dapat menjangkau lebih banyak elemen masayarakat dikarenakan pengetahuan masyarakat terhadap proyek Bandung kota cerdas cukup rendah namun pengetahuan masyarakat terhadap kota cerdas secara umum cukup baik. Peneilitian ini juga menemukan bahwa tidak semua komponen indeks kesiapan teknologi memengaruhi keterimaan masyarakat terhadap teknologi dan keinginan untuk menggunakan tapi seluruh elemen model keterimaan teknologi memengaruhi keinginan masyarakat untuk menggunakan sosial media untuk melaporkan masalah perkotaan. Penelitian ini juga menemukan bahwa masyarakat Bandung memiliki keinginan yang cukup tinggi untuk menggunakan sosial media dalam melaporkan masalah perkotaan sebagai salah satu bentuk partisipasi terhadap proyek Bandung kota cerdas dengan nilai 3.674 dari skala 5, setara dengan 73.48%.