digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Salwa Laila Hayatin
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Daging ayam merupakan makanan sumber protein hewani yang paling populer dikalangan masyarakat Indonesia. Namun, pada tahapan produksinya terdapat tantangan bagi para peternak karena adanya larangan penggunaan Antibiotic Growth Promoter (AGP) dalam pakan. AGP berfungsi mengendalikan populasi mikroba patogen didalam saluran pencernaan ayam, agar ayam dapat tumbuh dengan baik. Berdasarkan hal itu, maka diperlukan strategi alternatif yang dapat menggantikan peran antibiotik pada ransum ayam pedaging. Pada penelitian ini digunakan Saccharomyces cerevisiae yang diimbuhkan kedalam pakan ayam dan berperan sebagai probiotik. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh imbuhan Saccharomyces cerevisiae pada pakan, terhadap pertumbuhan dan profil komunitas mikroba pada usus halus ayam pedaging. Pemeliharaan ayam pedaging dilakukan selama 35 hari dengan tiga variasi perlakuan, yaitu imbuhan 0% S. cerevisiae (w/w), 0,2% S. cerevisiae (w/w), dan 0,4% S. cerevisiae (w/w) ke dalam pakan dan masing-masing perlakuan diulang enam kali. Data berat badan diambil setiap hari dan setelah 35 hari pemeliharaan, ayam dikorbankan serta dilakukan pengamatan terhadap organ pencernaan usus, hati, dan rempela. Selanjutnya juga dilakukan pengambilan isi usus halus dan kemudian, dilakukan isolasi DNA beserta sekuensing menggunakan nanopore dengan menargetkan gen 16S rRNA. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berat badan karkas ayam pedaging yang dipelihara dengan ransum yang mengandung 0%, 0,2% dan 0,4% S. cerevisiae, berturut-turut adalah 358,00 g, 306,50 g dan 392,00 g, yang berdasarkan analisis ANOVA one way tidak berbeda nyata (P>0,05). Selanjutnya, berdasarkan data pertumbuhan ayam, dapat diketahui bahwa ayam pedaging yang dipelihara dengan ransum yang mengandung 0%, 0,2% dan 0,4% S. cerevisiae menujukkan laju pertumbuhan sebesar 0,0933/hari, 0,0901/hari dan 0,1041/hari, yang berdasarkan analisis ANOVA one way berbeda nyata (P<0,05). Pada penelitian ini organ usus, hati, dan rempela menggunakan data panjang atau berat relatif, yaitu panjang atau berat organ dibagi dengan berat ayam. Berdasarkan perhitungan, panjang relatif usus ayam pedaging yang dipelihara dengan ransum yang mengandung 0%, 0,2% dan 0,4% S. cerevisiae, berturut-turut adalah 0,18733 (cm/gram berat badan), 0,18634 (cm/gram berat badan) dan 0,22336 (cm/gram berat badan), yang berdasarkan analisis ANOVA one way berbeda nyata (P<0.05). Sementara itu, berat relatif hati dan ampela yang dipelihara dengan ransum yang mengandung 0%, 0,2% dan 0,4% S. cerevisiae, berturut-turut adalah 0,02816 (gram/gram berat badan) dan 0,04049 (gram/gram berat badan), 0,02580 (gram/gram berat badan) dan 0,0385 (gram/gram), serta 0,02371 (gram/gram berat badan) dan 0,03766 (gram/gram berat badan), yang berdasarkan analisis ANOVA one way tidak berbeda nyata (P>0,05). Analisis sekuensing DNA pada sampel usus halus menunjukkan terdeteksinya filum Proteobacteria dan Chlamydiae pada ayam yang diberi pakan dengan imbuhan 0% S. cerevisiae dan terdeteksi filum Firmicutes pada ayam yang diberi pakan dengan imbuhan 0,4% S. cerevisiae.