digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Sherline
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Pisang adalah salah satu buah yang paling populer, menduduki peringkat kedua buah yang paling banyak diproduksi di dunia. Salah satu masalah yang timbul dari proses produksi pisang adalah jumlah limbah agrikultur yang tinggi. Batang pisang sebagai produk sampingan dalam industri pisang menarik untuk digunakan sebagai kemasan makanan yang biodegradable dan renewable, menggantikan kemasan makanan sekali pakai sintetik. Akan tetapi, sebagai serat alami, batang pisang memiliki permukaan yang ideal untuk pertumbuhan mikroba dan memiliki kemungkinan menyebabkan infeksi bakteri patogenik. Salah satu metode untuk mencegah hal ini terjadi adalah dengan penyalutan beeswax yang juga mulai populer dilakukan belakangan ini. Beeswax telah dilaporkan memiliki sifat antimikroba, hidrofobik, dan properti fisikokimiawi lain sehingga diduga memengaruhi komunitas mikroba pada batang pisang. Oleh karena itu, penelitian ini ditujukan untuk menganalisis efek penyalutan beeswax terhadap komunitas mikroba pada batang pisang. Analisis komunitas mikroba dilakukan dengan pendekatan metagenomik yang menargetkan gen 16S rRNA batang pisang kepok (Musa × paradisiaca) yang diberikan perlakuan berupa salutan beeswax dan tanpa beeswax. Analisis bioinformatika yang dilakukan antara lain menggunakan NanoPlot untuk visualisasi statistik sekuens, Centrifuge untuk klasifikasi bacaan, KronaTools untuk visualisasi kelimpahan relatif, dan RStudio untuk estimasi diversitas dan visualisasi kemiripan komunitas mikroba. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunitas mikroba didominasi filum Proteobacteria, Cyanobacteria dan Firmicutes pada seluruh sampel. Kelimpahan filum Proteobacteria mengalami penurunan dengan adanya salutan beeswax, sedangkan filum Cyanobacteria dan Firmicutes mengalami kenaikan. Spesies yang dominan pada batang pisang tanpa salutan beeswax adalah Pantoea sp. At-9b, Escherichia coli, Synechococcus sp. JA-3-3-Ab, Pantoea vagans, dan Klebsiella pneumoniae. Spesies yang dominan pada pisang yang disalutkan beeswax adalah Synechococcus sp. JA-3-3-Ab, Pseudanabaena sp. PCC 7367, Chroococcidiopsis thermalis, Priestia megaterium, dan Ammonifex degensii. Indeks Chao1, Shannon, Simpson, dan Equitability menunjukkan bahwa kekayaan, keanekaragaman, dan kemerataan spesies yang pada batang pisang yang tidak disalutkan beeswax lebih tinggi dibandingkan batang pisang yang disalutkan beeswax. Kemiripan komunitas bakteri pada batang pisang yang disalutkan beeswax dan yang tidak disalutkan beeswax mencapai 53,9%.