digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Fina Wulandari Mardiyono
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER - FINA WULANDARI.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB I - FINA WULANDARI.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB II - FINA WULANDARI.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB III - FINA WULANDARI.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB IV - FINA WULANDARI.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB V - FINA WULANDARI.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Fina Wulandari Mardiyono
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN - FINA WULANDARI.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Penggunaan zat warna akan menghasilkan limbah cair berwarna sebanyak 80% dari total air yang digunakan. Pembuangannya yang tidak tepat dapat merusak lingkungan dan ekosistemnya. Dalam penelitian ini digunakan pewarna reaktif Remazol Turquoise Blue G-133 (RTB G-133) sebagai sampel untuk mengamati kinerja degradasi oleh Pleurotus ostreatus (P. ostreatus) dengan pendekatan variasi biomassa lignoselulosa optimum sebagai medium pada variasi konsentrasi zat warna. Pengukuran pertumbuhan radial dan pengamatan perubahan warna ABTS dilakukan untuk menentukan komposisi medium optimum. Rasio optimum medium kulit kopi:kulit bawang putih 1:1 (w/w) digunakan dalam reaktor SF (Solid Fermentation). RTB G-133 dengan konsentrasi 100, 150, dan 300 ppm dilalukan pada reaktor dengan pembagian 3 waktu sehari dengan immersion time 15 menit setiap waktunya selama 12 hari. Kelompok percobaan pada reaktor dibagi menjadi: P1 (medium+fungi), P2 (medium saja), dan K (tanpa medium+fungi). Hasil absorbansi menunjukkan tren dekolorisasi yang fluktuatif pada ketiga konsentrasi dengan hasil optimum 28,57% dan 17,07% pada P1 100 dan 150 ppm. Pada P2 konsentrasi yang sama dihasilkan konsentrasi optimum 28,89% dan 33,48%. Pada konsentrasi 300 ppm P1 dan P2 menghasilkan nilai negatif. Sementara pada K diperoleh 1,07% dan 3,93% pada konsentrasi 150 dan 300 ppm serta nilai negatif pada 100 ppm, sedangkan dari uji KLT didapatkan pita berbeda pada P1 dan P2 100 dan 150 ppm. Didukung dengan nilai Lc50 keduanya yg lebih tinggi dibadingkan K. Aktivitas lakase dan total peroksidase teramati hanya pada P1 dan tidak dilakukan pengujian pada K. Aktivitas lakase optimum pada tiap 100, 150, dan 300 ppm didapatkan 60,15; 30,06; 69,48 U/L. Aktivitas total peroksidase pada dua konsentrasi pertama negatif dan diperoleh optimum pada 24,71 U/L pada 300 ppm. Kondisi pH ketiga kelompok uji meningkat mencapai pH 8. Disimpulkan bahwa reaktor berpotensi untuk mendegradasi efluen berwarna. Pretreatment dan pengujian parameter lain perlu dilakukan untuk mengoptimalkan hasil.