Banjir merupakan salah satu bencana yang sering terjadi di Indonesia khususnya di
Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan. DAS Lambidaro merupakan satu dari
lima DAS di Kota Palembang yang mengalami permasalahan banjir. Penyebab
terjadinya banjir di DAS Lambidaro adalah sedimentasi, erosi lahan, erosi tebing,
curah hujan yang tinggi dan aliran balik dari Sungai Musi. Upaya struktural yang
sedang diupayakan oleh pihak BBWS Sumatera VIII adalah normalisasi dan
perkuatan tebing namun karena terdapat aliran balik dari Sungai Musi dan adanya
erosi lahan maka perlu dikaji kombinasi normalisasi dengan upaya pengendalian
lainnya.
Kajian yang dilakukan yaitu kajian pengendalian banjir, kajian transpor sedimen
dan kajian erosi. Kajian pengendalian banjir dan kajian transpor sedimen
menggunakan Perangkat Lunak HEC-RAS 6.1.0 sedangkan kajian erosi
menggunakan persamaan USLE dan SDR. Kajian pengendalian banjir
menggunakan tiga skenario yaitu skenario tanpa pengendalian, skenario
pengendalian dengan normalisasi untuk banjir kala ulang 10 tahun, dan skenario
pengendalian kombinasi normalisasi dan alternatif lainnya untuk banjir kala ulang
10 tahun. Kajian transpor sedimen menggunakan dua skenario yaitu menggunakan
skenario debit harian selama empat tahun dan skenario debit banjir selama satu hari.
Hasil kajian transpor sedimen skenario debit harian selama empat tahun akan
dibandingkan hasil kajian erosi lahan metode USLE.
Hasil simulasi pada skenario tanpa pengendalian menunjukkan tinggi genangan
untuk berbagai kala ulang banjir berkisar antara 0,24 m sampai 2,24 m.
Pengendalian banjir dengan skenario normalisasi mampu mereduksi tinggi
genangan akibat debit banjir di hulu namun tidak bisa mereduksi tinggi genangan
banjir efek aliran balik Sungai Musi sedangkan skenario kombinasi normalisasi
dengan parapet dan pintu dapat mereduksi tinggi genangan secara rerata sebesar
44%.
Hasil Simulasi pemodelan sedimen adalah nilai prediksi akumulasi volume dasar
sungai. Nilai prediksi skenario sedimen harian adalah sebesar 5.923,00 m3 atau
1.480,75 m3/tahun. Nilai prediksi skenario pada saat banjir berkisar -104,84 m3
sampai dengan -244,74 m3.
ii
Hasil prediksi volume sedimen model USLE dan SDR adalah sebesar 223.316,62
m3/tahun. Terdapat selisih sebesar 221.835,87 m3/tahun antara prediksi model
USLE dengan model HEC-RAS. Hal tersebut karena adanya perbedaan parameter
yang digunakan pada model HEC-RAS dengan model USLE serta karena input
pemodelan sedimen yang hanya menggunakan satu lengkung debit pada kondisi
batas hulu sungai (Sub DAS Lambidaro 3).
Upaya konservasi lahan berupa penanaman tanaman berkerapatan tinggi dengan
persentase 70% dan tanaman kacang – kacangan dengan persentase 30% pada lahan
seluas 39,07 km2 dapat mengurangi nilai prediksi volume sedimen. Upaya
konservasi dapat mengurangi nilai prediksi volume sedimen sebesar 541.859,98
m3/tahun atau setara dengan 24%.