DAS Kali Lamong merupakan bagian Wilayah Sungai Bengawan Solo dengan
kondisi lahan kritis akibat berkurangnya luas hutan pada area aliran sungainya.
Dengan semakin berkurangnya luas hutan, maka laju aliran permukaan meningkat
sehingga berpotensi meningkatkan laju erosi lahan. Peningkatan erosi lahan akan
menyebabkan semakin tingginya laju sedimentasi yang dialirkan ke sungai,
sehingga mengurangi kapasitas tampung sungai. Oleh karena itu, pemahaman
tentang hubungan antara perubahan tutupan lahan dan banjir di sekitar Kali Lamong
menjadi penting.
Kajian yang dilakukan pada penelitian ini yaitu melakukan analisis hidrologi,
menganalisis kondisi eksisting kapasitas Kali Lamong, menganalisis kondisi banjir
Kali Lamong, menganalisis laju erosi lahan dan sedimentasi, serta menganalisis
perubahan morfologi akibat pelaksanaan konstruksi pengendalian banjir di Kali
Lamong. Analisis hidrologi dilakukan dengan bantuan aplikasi HEC-HMS, analisis
kapasitas dan kondisi banjir dilakukan dengan bantuan aplikasi HEC-RAS, analisis
erosi lahan dilakukan dengan metode USLE, serta analisis perubahan morfologi
dilakukan dengan bantuan aplikasi HEC-RAS. Analisis kondisi banjir dilakukan
untuk tiga kondisi debit banjir kala ulang, yaitu kala ulang 5 tahun, 10 tahun dan 25
tahun. Analisis perubahan morfologi dilakukan untuk dua skenario setelah
dilakukan simulasi perubahan dasar sungai selama tujuh tahun kalibrasi, yaitu
menggunakan debit harian selama sepuluh tahun simulasi dengan bangunan tanggul
dan tanpa bangunan tanggul.
Berdasarkan hasil simulasi kondisi banjir, Kali Lamong dapat menghimpun puncak
banjir dengan debit mencapai lebih dari 700 m3/s, sedangkan kemampuan Kali
Lamong saat ini hanya dapat menampung debit 200 m3/s. Debit banjir 5 tahun (Q5)
Kali Lamong mencapai 610 m3/s, debit Q10 Kali Lamong sebesar 799,74 m3/s dan
debit Q25 Kali Lamong sebesar 980 m3/s. Untuk berbagai kala ulang, terjadi
limpasan antara 0,6 m hingga 2,7 m, yang terjadi di ruas Kali Lamong tengah dan
hilir. Nilai erosi tanah DAS Kali Lamong adalah 102.213,05 m3/ha/thn, sedangkan
volume sedimen adalah 16.559,99 m3/thn. Hasil pemodelan sedimentasi tahun
2012 hingga tahun 2021 adalah nilai prediksi akumulasi perubahan dasar sungai
sebesar 357.976,64 ton, atau sebesar 35.797,66 ton/tahun.