Pandemi COVID-19, yang telah berlangsung selama 3 tahun terakhir, telah
menimbulkan dampak besar terhadap kehidupan masyarakat global. Pemangku
kepentingan di berbagai negara berupaya keras untuk mengatasi dampak pandemi
ini melalui berbagai kebijakan yang bertujuan menjaga stabilitas masyarakat. Salah
satu pendekatan penting untuk mengamati penyebaran penyakit di masyarakat
adalah melalui estimasi metrik reproduction number ( ).
Pada tesis ini, dilakukan studi komparasi terhadap dua metode estimasi , yaitu
menggunakan kalman filter dan Optuna. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa
estimasi menggunakan Optuna pada data COVID-19 di Indonesia menghasilkan
tingkat akurasi yang lebih baik, dengan nilai Mean Absolute Percentage Error
(MAPE) sebesar 9.5%. Ini berbanding terbalik dengan hasil estimasi menggunakan
kalman filter yang memiliki MAPE sebesar 35%. Namun, penting untuk dicatat
bahwa estimasi dengan Optuna membutuhkan waktu komputasi yang lebih lama,
yakni di atas 100 detik, sementara estimasi menggunakan kalman filter hanya
membutuhkan waktu kurang dari 10 detik.
Rekomendasi yang dapat diambil dari perbandingan ini adalah bahwa Optuna
merupakan pilihan yang lebih akurat dalam mengestimasi nilai reproduction
number pada data COVID-19 di Indonesia. Namun, pemangku kepentingan perlu
mempertimbangkan trade-off antara akurasi dan waktu komputasi. Jika kecepatan
merupakan faktor kritis, penggunaan kalman filter tetap menjadi pilihan yang baik
dengan akurasi yang lebih rendah namun waktu komputasi yang jauh lebih singkat.
Dalam konteks pengambilan kebijakan berbasis data, pemilihan metode harus
disesuaikan dengan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia.