digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Oktavianus Demas Priambudi
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER-Oktavianus Priambudi
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1-Oktavianus Priambudi
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2-Oktavianus Priambudi
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3-Oktavianus Priambudi
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4-Oktavianus Priambudi
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5-Oktavianus Priambudi
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA-Oktavianus Priambudi
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Dalam industri dirgantara penggunaan adhesive dalam pembuatan fuselage dan struktur sayap sudah diterapkan selama lebih dari 60 tahun. Sambungan dengan adhesive menawarkan beberapa keunggulan dibandingkan sambungkan mekanik. Keunggulan tersebut adalah kemampuan untuk manyambungkan dua jenis material yang berbeda, bidang tegangan yang lebih seragam di sepanjang area sambungan, dan lebih ringan karena tidak adanya baut atau paku keling. Salah satu desain sambungan adhesive adalah single lap joint (SLJ). Jenis sambungan tersebut banyak digunakan karena geometrinya yang sederhana dan efisiensi struktural yang tinggi. Namun, kelemahan utama dari jenis sambungan ini adalah eksentrisitas beban yang menyebabkan secondary bending pada area sambungan dan tegangan normal yang tidak diharapkan terjadi di sepanjang tepi adhesive. Pada penelitian ini dilakukan analisis metode elemen hingga dengan pendekatan cohesive zone model (CZM) untuk melihat pengaruh secondary bending dalam kasus-kasus yang berbeda (kasus geometri, kasus tebal adhesive, dan kasus panjang sambungan). Hasil yang didapatkan adalah distribusi tegangan normal dan geser sepanjang sambungan. Hasil tersebut akan diolah untuk memperoleh rasio tegangan dan mencari hubungannya dengan kekuatan gaya geser sambungan. Dari analisis didapatkan bahwa hasil pemodelan sudah cukup akurat dengan perbedaan hasil antara metode numerik dengan metode eksperimen bernilai 5,43%. Untuk kasus geometri konfigurasi adherend adhesive chamfer memiliki beban maksimum tertinggi yaitu sebesar 10171 N. Lalu untuk kasus tebal adhesive, adhesive yang semakin tipis akan memiliki beban maksimum tertinggi yaitu sebesar 8984 N pada tebal 0,2 mm. Kemudian untuk kasus panjang adhesive, adhesive yang semakin panjang akan memiliki beban maksimum tertinggi yaitu sebesar 13126 N pada panjang 100 mm. Namun, kekuatan gaya gesernya akan berkurang. Dari situ didapatkan konfigurasi yang optimal untuk SLJ dengan adhesive AV138 (brittle adhesive) adalah konfigurasi dengan geometri adherend chamfer, tebal adhesive tipis, dan panjang adhesive yang pendek.