ABSTRAK Oktavianus Demas Priambudi
Terbatas Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER-Oktavianus Priambudi
Terbatas Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1-Oktavianus Priambudi
Terbatas Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2-Oktavianus Priambudi
Terbatas Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3-Oktavianus Priambudi
Terbatas Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4-Oktavianus Priambudi
Terbatas Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5-Oktavianus Priambudi
Terbatas Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA-Oktavianus Priambudi
Terbatas Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Dalam industri dirgantara penggunaan adhesive dalam pembuatan fuselage dan struktur
sayap sudah diterapkan selama lebih dari 60 tahun. Sambungan dengan adhesive menawarkan
beberapa keunggulan dibandingkan sambungkan mekanik. Keunggulan tersebut adalah
kemampuan untuk manyambungkan dua jenis material yang berbeda, bidang tegangan yang
lebih seragam di sepanjang area sambungan, dan lebih ringan karena tidak adanya baut atau
paku keling. Salah satu desain sambungan adhesive adalah single lap joint (SLJ). Jenis
sambungan tersebut banyak digunakan karena geometrinya yang sederhana dan efisiensi
struktural yang tinggi. Namun, kelemahan utama dari jenis sambungan ini adalah eksentrisitas
beban yang menyebabkan secondary bending pada area sambungan dan tegangan normal yang
tidak diharapkan terjadi di sepanjang tepi adhesive.
Pada penelitian ini dilakukan analisis metode elemen hingga dengan pendekatan
cohesive zone model (CZM) untuk melihat pengaruh secondary bending dalam kasus-kasus
yang berbeda (kasus geometri, kasus tebal adhesive, dan kasus panjang sambungan). Hasil
yang didapatkan adalah distribusi tegangan normal dan geser sepanjang sambungan. Hasil
tersebut akan diolah untuk memperoleh rasio tegangan dan mencari hubungannya dengan
kekuatan gaya geser sambungan.
Dari analisis didapatkan bahwa hasil pemodelan sudah cukup akurat dengan perbedaan
hasil antara metode numerik dengan metode eksperimen bernilai 5,43%. Untuk kasus geometri
konfigurasi adherend adhesive chamfer memiliki beban maksimum tertinggi yaitu sebesar
10171 N. Lalu untuk kasus tebal adhesive, adhesive yang semakin tipis akan memiliki beban
maksimum tertinggi yaitu sebesar 8984 N pada tebal 0,2 mm. Kemudian untuk kasus panjang
adhesive, adhesive yang semakin panjang akan memiliki beban maksimum tertinggi yaitu
sebesar 13126 N pada panjang 100 mm. Namun, kekuatan gaya gesernya akan berkurang. Dari
situ didapatkan konfigurasi yang optimal untuk SLJ dengan adhesive AV138 (brittle adhesive)
adalah konfigurasi dengan geometri adherend chamfer, tebal adhesive tipis, dan panjang
adhesive yang pendek.