digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Muhammad Farhan Husain
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER_Muhammad Farhan Husain.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB I_Muhammad Farhan Husain.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB II_Muhammad Farhan Husain.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB III_Muhammad Farhan Husain.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4_Muhammad Farhan Husain.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB V_Muhammad Farhan Husain.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA_Muhammad Farhan Husain.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN_Muhammad Farhan Husain.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Salah satu penyebab kegagalan mesin rotasi di industri adalah perubahan kekakuan dinamik dari struktur penumpu. Kegagalan mesin rotasi tersebut dapat dicegah dengan melakukan modifikasi stuktur penumpu. Sebelum struktur penumpu mesin rotasi dimodifikasi, pemodelan magnitudo Fungsi Respon Frekuensi (FRF) perlu dilakukan agar kurva magnitudo FRF setelah modifikasi dapat diprediksi. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk memodelkan magnitudo FRF batang kantilever sebagai sistem getaran tiga derajat kebebasan dengan metode elemen hingga yang mendekati hasil pengujian. Penelitian ini diawali dengan pengujian defleksi dan FRF untuk mengidentifikasi karakteristik dinamik dan properti objek uji. Selanjutnya, nilai koefisien redaman Rayleigh dihitung dengan menggunakan metode kuadrat terkecil dan tradisional berdasarkan nilai rasio redaman yang telah diidentifikasi dari hasil pengujian. Selanjutnya, nilai koefisien redaman Rayleigh, massa jenis, dan modulus Young digunakan untuk pemodelan magnitudo FRF dengan metode elemen hingga (MEH) di Ansys. Hasil pemodelan magnitudo FRF kemudian dibandingkan dengan hasil perhitungan teoretis dan pengujian FRF. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemodelan magnitudo FRF Sensor 1 cukup mendekati hasil pengujian FRF dengan galat sebesar 5,33-6,36%. Akan tetapi, terdapat galat yang cukup besar pada pemodelan magnitudo FRF Sensor 2, yaitu berkisar 25,59-115,70%. Besarnya galat tersebut disebabkan oleh ketidakakuratan metode Half-Power Point dalam mengidentifikasi rasio redaman pada kurva magnitudo FRF tanpa titik anti-resonansi. Galat terkecil pada pemodelan magnitudo FRF Sensor 1 dan 2 masing-masing diperoleh dengan metode Pure Approach (PA) dan Inverse Frequency Weighted Approach (IFWA).