Nikel menjadi salah satu logam yang banyak dieksploitasi dan dimanfaatkan dalam
berbagai sektor industri. Indonesia sendiri menjadi salah satu negara produsen nikel
terbesar yang salah satu cadangannya berada di Kabupaten Halmahera Timur.
Dalam endapan nikel laterit, terdapat mineral penyerta yaitu kobalt (Co) yang
menjadi by-product dari proses metalurgi endapan ini. Kabupaten Halmahera
Timur juga menjadi salah satu potensi endapan laterit Ni-Co di Indonesia.
Potensinya yang cukup besar untuk menjadi critical raw material pada masa yang
akan datang menjadi salah satu tantangan dalam memenuhi kebutuhan akan unsur
kobalt ini kedapannya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik endapan nikel laterit di
daerah penelitian, mengetahui zona pengayaan dan persebaran unsur kobalt pada
endapan nikel laterit di daerah penelitian, serta unsur atau senyawa yang berasosiasi
dengan kobalt pada zona pengayaan tersebut. Data geokimia XRF dari 121 titik bor,
peta geologi lembar Ternate, dan data Digital Elevation Model (DEM) digunakan
sebagai data sekunder dalam melakukan analisis pada penelitian ini. Selain itu, data
primer seperti deskripsi bor, foto inti bor, dan data pemetaan serta sampel batuan
(18 handspeciments, 1 sampel batuan dasar (bedrock) inti bor, dan 9 sayatan tipis)
juga digunakan dalam penelitian ini.
Profil laterit di daerah penelitian terdiri dari zona tanah penutup, limonit, saprolit,
dan bedrock yang pada beberapa titik terdapat bongkah di antara zonanya. Zona
limonit di daerah penelitian akan lebih tebal pada daerah dengan kemiringan lereng
yang kecil dan elevasi rendah. Pada profil laterit daerah penelitian, kadar rata-rata
unsur Fe bernilai paling tinggi pada zona limonit (35,37 wt%), senyawa MgO kadar
rata-ratanya paling tinggi di bagian bedrock (35,33 wt%), sementara SiO2 di zona
saprolit (43,74 wt%). Kadar rata-rata Co dan MnO bernilai paling tinggi pada zona
limonit (0,13 wt% dan 0,68 wt%). Nikel tinggi nilai rata-rata kadarnya (1,14 wt%)
pada zona saprolit pada profil laterit daerah penelitian. Endapan nikel laterit di
daerah penelitian merupakan hasil pelapukan dengan tingkat laterisasi kuat dengan
unsur Fe sebagai hasil dari pengayaan residualnya. Berdasarkan nilai indeks
laterisasinya (IOL), lapisan limonit di daerah penelitian mengalami laterisasi lemah - kuat. Nilai indeks laterisasi akan tinggi ketika berada pada area dengan kemiringan
lereng yang kecil. Pergerakan unsur dan senyawa di dalam masing-masing zona
laterit tergantung pada kelarutannya. Kelarutan tersebut membuat adanya
kemiripan pola geokimia pada MgO dan SiO2 serta Co dan MnO.
Pengayaan unsur kobalt (Co) cenderung berada pada zona limonit pada profil laterit
di daerah penelitian. Unsur Co memiliki korelasi sangat kuat dengan senyawa MnO
(rs=0,9) pada lapisan limonit di daerah penelitian berdasarkan hasil korelasi
Spearman. Senyawa MnO juga memiliki hubungan positif sedang dengan unsur Fe
(rs=0,57) dan Ni (rs=0,5) pada lapisan limonit. Kelimpahan MnO dan Co
dipengaruhi nilai IOL yaitu semakin tinggi IOL, kadar MnO dan Co juga akan
semakin tinggi. Nilai IOL yang tinggi akan menyebabkan derajat kristalinitas
mineral mangan oksida di daerah tersebut buruk sehingga unsur Co yang
dikandungnya semakin tinggi. Berdasarkan hasil estimasi persebaran kadar unsur
kobalt menggunakan metode inverse distance weighting (IDW), persebaran unsur
kobalt dengan kadar yang relatif tinggi (%Co > 0,1%) berada pada area yang
memiliki kadar MnO, Fe, Ni, dan nilai IOL tinggi. Sementara area dengan kadar
MnO, Fe, dan Ni yang rendah pada limonitnya akan memiliki kadar Co yang lebih
rendah (%Co < 0,1%).