Peningkatan kesadaran terhadap kepemilikan asuransi membuat banyak perusahaan berlomba dalam menarik calon pemegang polis. Salah satu caranya adalah dengan mengeluarkan aturan premi dengan sistem bonus malus. Bonus (diskon) akan diberikan pada pemegang polis jika tidak mengajukan klaim, dan malus (Penalti) jika mengajukan klaim. Aturan ini dapat menguntungkan atau bahkan merugikan baik perusahaan asuransi maupun pemegang polis. Dampak ini kemudian dapat dikuantifikasi oleh efisiensi dari setiap sistem. Pada Tugas Akhir ini akan dibahas tentang analisis efisiensi Loimaranta dari sistem bonus malus Malaysia, Hong kong, Singapura, Taiwan, dan Jepang menggunakan rantai Markov. Selain itu, Tugas Akhir ini juga menganalisis pengaruh perubahan aturan transisi, jumlah kelas premi, dan perubahan persentase kelas premi terhadap efisiensi dari sistem bonus malus. Kemudian disimulasikan suatu model dengan kombinasi perubahan 3 faktor tersebut untuk mencapai suatu efisiensi yang ideal