Pertumbuhan pesat dalam konstruksi dan komersialisasi teknologi energi terbarukan saat ini
telah mendorong perubahan paradigma dalam penggunaan energi di berbagai sektor industri
menuju energi terbarukan. Salah satu sektor yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah
energi surya. Perusahaan seperti PT X yang bergerak di bidang konstruksi energi terbarukan
mengalami peningkatan jumlah proyek dan berupaya mendiversifikasi portofolio bisnisnya.
Namun, kendala seperti pandemi COVID-19 dan ketidaksesuaian antara target dan
kapabilitas perusahaan menyebabkan tidak tercapainya hasil yang diharapkan. Oleh karena
itu, penelitian ini telah mengidentifikasi akar masalah berupa manajemen risiko korporasi
PT X. Dengan demikian penelitian ini akan bertujuan agar PT X dapat meningkatkan
kapabilitas perusahaan dalam mengelola risiko pada level korporasi.
Kerangka kerja yang digunakan adalah menggunakan resource-based view (RBV) untuk
dapat menghasilkan keputusan strategi berdasarkan kapabilitas dan pengukuran kapabilitas
menggunakan Self-Asessment Risk Management Maturity Model. Dalam model tersebut
telah didefinisikan 34 atribut yang dibagi ke dalam 4 dimensi pengukuran untuk 4 tingkatan
maturitas. Untuk memperbaiki kapabilitas perusahaan, delapan bagian dalam perusahaan
dijadikan responden, kemudian dipilih atribut terlemah dari dimensi dengan hasil
pengukuran terendah dengan menggunakan prinsip paretto.
Didapat hasil untuk setiap bagian dan secara keseluruhan PT X memiliki tingkat maturitas
“Novice”. Untuk merumuskan usulan perbaikan ditinjau kembali hasil kapabilitas tersebut,
tujuan manajemen risiko korporasi, kebutuhan pengembangan, dan sumber daya yang
dimiliki oleh PT X. Perbaikan usulan kemudian dipastikan untuk dapat membantu
perusahaan untuk memenuhi klausul ISO 31000:2018. Tiga usulan perbaikan diajukan untuk
PT X yang terdiri atas (1) implementasi program kerja XRisk, (2) purwarupa Standar
Operasional Prosedur (SOP) manajemen risiko, dan (3) usulan program kerja pelatihan
manajemen risiko.