digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK BRIAN XAVIERAMADHAN BACHRI
PUBLIC Dewi Supryati

Pertumbuhan pesat dalam konstruksi dan komersialisasi teknologi energi terbarukan saat ini telah mendorong perubahan paradigma dalam penggunaan energi di berbagai sektor industri menuju energi terbarukan. Salah satu sektor yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah energi surya. Perusahaan seperti PT X yang bergerak di bidang konstruksi energi terbarukan mengalami peningkatan jumlah proyek dan berupaya mendiversifikasi portofolio bisnisnya. Namun, kendala seperti pandemi COVID-19 dan ketidaksesuaian antara target dan kapabilitas perusahaan menyebabkan tidak tercapainya hasil yang diharapkan. Oleh karena itu, penelitian ini telah mengidentifikasi akar masalah berupa manajemen risiko korporasi PT X. Dengan demikian penelitian ini akan bertujuan agar PT X dapat meningkatkan kapabilitas perusahaan dalam mengelola risiko pada level korporasi. Kerangka kerja yang digunakan adalah menggunakan resource-based view (RBV) untuk dapat menghasilkan keputusan strategi berdasarkan kapabilitas dan pengukuran kapabilitas menggunakan Self-Asessment Risk Management Maturity Model. Dalam model tersebut telah didefinisikan 34 atribut yang dibagi ke dalam 4 dimensi pengukuran untuk 4 tingkatan maturitas. Untuk memperbaiki kapabilitas perusahaan, delapan bagian dalam perusahaan dijadikan responden, kemudian dipilih atribut terlemah dari dimensi dengan hasil pengukuran terendah dengan menggunakan prinsip paretto. Didapat hasil untuk setiap bagian dan secara keseluruhan PT X memiliki tingkat maturitas “Novice”. Untuk merumuskan usulan perbaikan ditinjau kembali hasil kapabilitas tersebut, tujuan manajemen risiko korporasi, kebutuhan pengembangan, dan sumber daya yang dimiliki oleh PT X. Perbaikan usulan kemudian dipastikan untuk dapat membantu perusahaan untuk memenuhi klausul ISO 31000:2018. Tiga usulan perbaikan diajukan untuk PT X yang terdiri atas (1) implementasi program kerja XRisk, (2) purwarupa Standar Operasional Prosedur (SOP) manajemen risiko, dan (3) usulan program kerja pelatihan manajemen risiko.