digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pelaksanaan proyek pembangunan jembatan di wilayah Sumatera Barat kemungkinan akan menimbulkan banyak risiko yang harus dipertimbangkan oleh para pemangku kepentingan karena dampaknya merugikan dan dapat mempengaruhi penyelesaian proyek secara keseluruhan. Dalam hal ini perlu dilakukan analisis risiko, penentuan prioritas risiko, dan respon terhadap risiko terkait ISO 31000:2018. Dimulai dari hal pertama yaitu mengetahui secara pasti risiko yang muncul dari masing-masing pemangku kepentingan, kedua menentukan parameter risiko untuk setiap sumber risiko menggunakan pendekatan proses hirarki analitis, dan yang ketiga mengetahui strategi respon risiko masing-masing pemangku kepentingan. Untuk mendapatkan hasil yang akurat dalam menganalisis risiko dari setiap pemangku kepentingan, beberapa orang mewakili setiap elemen pemangku kepentingan yang dianggap mampu dan memiliki pengetahuan yang memadai tentang risiko yang akan terjadi selama pelaksanaan pembangunan jembatan di wilayah Sumatera Barat. Berdasarkan analisis yang dilakukan dengan menggunakan metode analitis hirarki proses, dapat disimpulkan bahwa faktor risiko masing-masing pemangku kepentingan sesuai dengan pemilik, kontribusi risiko dari kriteria ekonomi adalah pertimbangan yang paling prioritas dengan bobot 51%, kriteria konstruksi sebesar 35% dan kriteria yang ditentukan oleh hukum dan kontrak sebesar 14%. Sedangkan menurut kontraktor, kriteria ekonomi juga dominan dengan bobot 60%, kriteria konstruksi 29%, dan kriteria legal dan kontrak 11%. Perhitungan global yang diwakili oleh masing-masing pemangku kepentingan menunjukkan bahwa risiko pada faktor ekonomi merupakan risiko yang dominan, yaitu 52% persepsi pemilik dan 57% persepsi kontraktor. Untuk mencegah risiko yang akan timbul, setiap pemangku kepentingan memiliki pertimbangan yang berbeda dalam menentukan tingkat kepentingan berdasarkan pertimbangan pemangku kepentingan dan dibuat mengikuti undang-undang, peraturan, dan ketentuan lainnya.