digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Bencana banjir merupakan fenomena alam yang dapat menyebabkan kerugian ekonomi terhadap masyarakat terdampak banjir. Untuk mengurangi dampak dari resiko akibat bencana banjir diperlukan kajian mitigasi bencana banjir. Untuk mengurangi risiko bencana banjir, sangat penting untuk dengan cepat dan menyeluruh memetakan daerah rawan banjir. Namun, penggunaan metode hidrologi dan hidraulika HEC-RAS untuk pemetaan banjir memerlukan biaya yang cukup mahal. Untuk mengakomodir hal tersebut BNPB mengajukan metode GFI untuk memetakan area bahaya banjir dengan biaya murah dan proses yang cepat dalam Modul Teknis Penyusunan Kajian Risiko Bencana Banjir Tahun 2019. Metode GFI (Geomorphic Flood Index) adalah pemanfaatan teknologi spasial dimana menggunakan parameter data topografi yaitu Digital Elevation Model (DEM) sebagai bahan analisisanya. Metode ini memproses data DEM menjadi beberapa tahap seperti dem reconditioning, fill sink, flow direction, dan flow accumulation dimana menghasilkan output tinggi dan luas genangan. Dikarenakan parameter yang digunakan hanya data topografi saja tanpa melibatkan data hidrologi seperti curah hujan dan penggunaan lahan. Maka diperlukan modifikasi model dengan menambahkan paramater curah hujan dengan periode ulang pada suatu wilayah. Untuk meninjau tingkat akurasi luas dan tinggi genangan pada DAS Ciliwung khususnya pada ruas MT. Haryono hingga Pintu Air Manggarai. Nilai luasan genangan yang dihasilkan dari hasil pemodelan HEC-RAS dengan Q100 yaitu 46 ha sedangkan hasil GFI konvensional memiliki luasan 142 ha dan GFI modifikasi dengan periode hujan ulang 100 tahun adalah 606 ha. Nilai ketinggian dari hasil analisis HECRAS lebih mendekati kondisi eksisting dibandingkan hasil analisis menggunakan GFI konvensional maupun GFI modifikasi. Hasil analisa GFI memiliki potensi untuk mendeteksi kawasan yang rentan tergenang banjir pluvial sehingga perlu dilakukan studi lebih lanjut. Hasil komparasi komparasi analisis resiko banjir berdasarkan metode geomorphic flood index dan hidraulika HEC-RAS untuk studi kasus DAS Ciliwung menunjukan bahwa hasil dari hasil analisis GFI wilayah memiliki indeks risiko bencana yang tinggi tidak hanya terpusat di saluran sungai saja.