Kemajuan teknologi telah mendorong perubahan pada banyak sektor, termasuk
juga perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dalam bidang pendidikan
dan pelatihan melalui penerapan e-learning. PPSDK yang merupakan lembaga
dibawah Kementerian Perdagangan sebagai penyelenggara pelatihan fungsional
penera, memanfaatkan metode fully-online di tahun 2020 dengan tujuan
merealisasikan rencana yang telah diinisiasi dari awal tahun 2019 untuk
meningkatkan jumlah lulusan tenaga penera yang saat ini sedang mengalami
defisit. Implementasi penerapan metode e-learning ini dipercepat dengan adanya
pandemi Covid-19 yang membatasi kegiatan fisik dan sosial. Namun, percepatan
implementasi e-learning di PPSDK menimbulkan gejala ketidakefektifan yang
dapat dilihat terutama dari penurunan tingkat kelulusan peserta uji kompetensi
dari 100% menjadi 77%. Permasalahan diduga bersumber dari belum optimalnya
pelaksanaan pelatihan dengan metode e-learning. Efektivitas perlu diukur pada
ukuran yang relevan untuk mengoptimalkan penerapan e-learning di PPSDK.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas e-learning antara lain faktor
learner characteristic, modul, lingkungan pembelajaran, kualitas layanan lembaga
penyelenggara, teknologi dan media yang digunakan, serta faktor tenaga pengajar.
PPSDK telah melakukan evaluasi terhadap faktor-faktor seperti kualitas sistem,
kualitas layanan, materi pengajaran, dan terkait tenaga pengajar yang
menghasilkan nilai rata-rata > 3,1 untuk setiap faktor. Adapun rekomendasi dari
pihak PPSDK dilihat dari kasus turunnya lulusan pada tahun 2020 adalah meneliti
faktor learner characteristic terkait kesiapan dan keterlibatan aktif peserta
pelatihan dalam mengikuti pelatihan fungsional penera secara fully-online. Oleh
karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh learner
characteristics terhadap learner achievement dan menganalisis hubungan faktor-
faktor dalam lingkup learner characteristics pada model Pelatihan Fungsional
Penera.
Model yang dikembangkan merupakan hierarchical component model yang terdiri
dari empat variabel laten yaitu learner readiness, learner strategy, learner
engagement, dan learner achievement sebagai higher-order construct. Keempat
variabel laten tersebut didefinisikan sebagai konstruk multidimensi, dan dimensi-
dimensi tersebut merupakan lower-order construct (LOC) dari masing-masing
HOC. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik analisis
PLS-SEM untuk sampel keseluruhan dan pembagian sampel dengan kategori
multigrup generasi, jenis kelamin, dan experience using e-learning before.
Pengumpulan data dilakukan menggunakan teknik purposive sampling.
Responden penelitian terdiri atas peserta pelatihan fungsional penera tahun 2020
dan awal tahun 2021.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa learner readiness, learner strategy, dan
learner engagement terbukti memiliki pengaruh signifikan terhadap learner
achievement. Variasi hasil ditunjukkan pada kateogori multigrup hubungan antara
learner readiness dan learner achievement: 1) Terbukti signifikan untuk kategori
multigrup kelompok gender peserta pelatihan laki-laki, namun tidak signifikan
untuk kelompok peserta pelatihan perempuan; 2) Terbukti signifikan untuk
kategori multigrup kelompok experience using e-elarning before peserta pelatihan
“sudah pernah”, namun tidak signifikan untuk kelompok peserta pelatihan “belum
pernah”. Variasi hasil lainnya ditemukan pada kategori multigrup kelompok
generasi dimana learner strategy pada kelompok peserta pelatihan Gen Y
signifikan mempengaruhi learner achievement, namun tidak untuk kelompok
peserta pelatihan Gen Z. Implikasi manajerial dari hasil penelitian ini antara lain
PPSDK diharapkan dapat melakukan pendampingan terhadap peserta pelatihan
yang kurang dalam kemampuan digital, mengikutsertakan seluruh widyaiswara
dalam program professional development terkait kemampuan soft skill dalam
mengajar, serta membuat virtual laboratorium menggunakan aplikasi simulator
yang dapat dikontrol oleh peserta pelatihan untuk semua pengujian UTTP.