Sektor peternakan adalah salah satu sektor unggulan di Nusa Tenggara Timur. Pada
2020, jumlah populasi ternak sapi di NTT mengalami pertumbuhan yang signifikan
hingga menembus satu juta ekor. Ternak sapi pun telah menjadi salah satu modal untuk
menggerakkan usaha ekonomi masyarakat NTT. Akan tetapi, pola pemeliharaan ternak
sapi sangat bergantung pada alam. Akibatnya, setiap memasuki puncak kemarau,
peternak mengalami kerugian yang luar biasa. Oleh karena itu, asuransi ternak sapi
sangat diperlukan untuk mengalihkan kerugian finansial dari peternak sapi, terutama
akibat musim kemarau. Salah satu solusinya adalah dengan menggunakan asuransi
peternakan berbasis indeks kekeringan. Dengan menggunakan index-based insurance,
perusahaan asuransi akan memberikan pembayaran kepada pemegang polis ketika
indeks yang tidak diharapkan terpenuhi tanpa harus ada bukti kerugian dari pemegang
polis. Dalam kasus ini, indeks kekeringan akan digunakan sebagai acuan dalam
perhitungan risiko. Pembayaran klaim kemudian dilakukan saat terdapat risiko
kekeringan sehingga peternak dapat mengantisipasi kerugian mereka. Penelitian ini
bertujuan untuk membuat produk asuransi ternak sapi berbasis index growing degree
days untuk Nusa Tenggara Timur berdasarkan pemahaman mengenai mekanisme
kerugian akibat bencana kekeringan. Diperoleh produk asuransi ternak sapi
berdasarkan indeks growing degree days dengan rentang kerugian sebesar Rp 5.936,24
- Rp 8.176,84 dan rentang premi total sebesar Rp 5.656,49 - Rp 7.787,47.