Daerah penelitian berada pada daerah Sungaipinang, Kecamatan
Sungaipinang, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan. Secara geografis
berada pada posisi 03° 07' 51.464000" - 03° 13' 18.948000" LS dan 115° 13'
21.249000" - 115° 18' 45.059000" BT dengan luas daerah penelitian ? 100 km2
( 10
km x 10 km ).
Secara geomorfologi, daerah penelitian dapat dibedakan menjadi dua satuan
geomorfologi, yakni Satuan Pegunungan Lipatan yang dicirikan dengan morfologi
berupa punggungan dan lembah serta Satuan Pegunungan Kompleks yang dicirikan
dengan morfologi berupa perbukitan dengan litologi yang bervariasi.
Penyebaran satuan batuan di daerah penelitian terdiri atas batuan berumur
Pra-Tersier hingga Kuarter dengan stratigrafi terbagi menjadi lima satuan batuan.
Urutan tersebut dari tua ke muda ialah Satuan Batugamping (disetarakan dengan
Formasi Batununggal) yang berumur Kapur Tengah, Satuan Andesit yang hadir
sebagai lava (disetarakan dengan Formasi Pitanak) berumur Kapur Akhir, Satuan
Batupasir (disetarakan dengan Formasi Pudak) berumur sama dengan Satuan
Andesit, yakni Kapur Akhir, Satuan Batupasir – Batulempung (disetarakan dengan
Formasi Tanjung) berumur Eosen, dan Satuan Endapan Aluvial yang diendapkan
pada Holosen – Resen.
Kenampakan struktur geologi di daerah penelitian dicerminkan oleh
kehadiran sesar dan lipatan.Sesar Normal Tamban muncul sebagai awal terbentuknya
cekungan kemudian diikuti oleh terbentuknya Sesar Menganan Naik Hatungun,
Sesar Mengiri Naik Rantaubakula, dan Sesar Mengiri turun Pakutik sebagai akibat
dari pengangkatan Meratus.
Cleat pada Formasi Tanjung di daerah penelitian mempunyai kedudukan
yang tegak lurus dengan lapisan batubara dan mempunyai orientasi face cleat yang
sejajar dengan kelurusan tektonik regional Kalimantan berarah N-S dan NNE-SSE.
Sifat fisik dari cleat pada daerah penelitian berupa panjang, bukaan, jarak, intensitas,
dan densitas, berhubungan satu sama lain. Cleat pada daerah penelitian terbentuk
sebagai akiat dari diagenesa batubara.