digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Azizah
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER Azizah
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Azizah
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB2 Azizah
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Azizah
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Azizah
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Azizah
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

DAFTAR Azizah
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Lampiran (2023) TA TF Azizah 13319045 LAMPIRAN.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Kondisi patalogis pada tangan seperti, cedera otot, patah tulang, stroke, dan kelainan neurologis mampu menyebabkan seseorang terkena disabilitas. Untuk mengembalikan fungsi motorik tangan serta meningkatkan kekuatan otot pada pasien disabilitas, perlu dilakukan fisioterapi. Fisioterapi mengharuskan pasien melakukan gerakan yang repetitif. Hal ini bertujuan agar otot yang telah lumpuh terstimulasi kembali. Konsekuensi dari latihan repetitif adalah perlu adanya terapis. Namun, penilaian yang dilakukan oleh terapis dan tenaga kesehatan masih bersifat subjektif. Hal ini menjadi tantangan tersendiri, namun juga kesempatan untuk mengembangkan upaya mengevaluasi latihan fisioterapi dengan objektif. Salah satu bentuk kuantifikasi terhadap latihan fisioterapi yang dirasa cukup objektif adalah menggunakan sinyal sEMG. Penelitian ini menggunakan sinyal sEMG untuk mengevaluasi pola gerakan repetitif pada tangan. Pada penelitian ini didapat bahwa lapisan pada otot memengaruhi pengukuran menggunakan teknik sEMG. Pola kontraksi, hasil enveloping mengalami penurunan yang menunjukkan energi yang dibutuhkan untuk mempertahankan posisi lebih kecil daripada memulai suatu gerakan. Berdasarkan analisis onset, perpindahan dari posisi satu ke posisi selanjutnya akan ditandai dengan penurunan dan kenaikan amplitudo rata-rata. Hasil enveloping sinyal sEMG menunjukkan bahwa energi yang dibutuhkan untuk mempertahankan posisi lebih kecil daripada memulai gerakan. Analisis rata-rata PSD menunjukkan bahwa gerakan fleksi, ekstensi, dan kondisi awal dapat dibedakan, dimana gerakan kondisi awal memiliki rentang rata-rata PSD sebesar 15-30 dB, fleksi sebesar 0,5-2 dB, dan ekstensi sebesar 250-300 dB. Rentang frekuensi paling dominan yang menunjukkan kontraksi otot berada pada rentang 50-150 Hz. Penurunan MDF dan MNF yang minim menunjukkan bahwa otot belum sampai kondisi lelah. Perlu adanya analisis dengan menambah kuesioner pada subjek eksperiman, pengukuran kekuatan dan kecepatan subjek dengan instrumentasi lain.