Daerah panasbumi Wayang Windu memiliki beberapa lokasi alterasi atau ubahan
batuan asal berupa mineral lempung yang tersebar pada titik-titik manifestasi
panasbumi. Keberadaan mineral lempung ini berpotensi sebagai tempat
terperangkapnya Unsur Tanah Jarang (UTJ) di alam yang terjadi akibat
terserapnya ion-ion UTJ tersebut di antara lapisan mineral lempung (ionadsorption).
Salah satu metode eksplorasi UTJ pada lapangan panas bumi adalah
dengan pengambilan sampel pada singkapan-singkapan yang terubahkan (altered)
di permukaan tanah. Penentuan pola anomali UTJ dilakukan dengan pengukuran
kandungan unsur jejak yang umum terdapat di daerah panas bumi menggunakan
analisis Inductively Coupled Plasma Mass Spectrometry (ICP-MS). Penelitian
dilakukan dengan menggunakan 41 titik sampel kadar UTJ lempung dan 137 titik
pengukuran pH tanah yang didapat dari penelitian sebelumnya. Selain itu terdapat
45 titik pengukuran pH tanah yang diambil berdasarkan indikasi potensi mineral
lempung yang telah didapat berdasarkan studi literatur dan pengolahan citra
satelit. Citra satelit yang digunakan dalam penelitian ada tiga, yaitu citra
DEMNAS, Landsat 8 OLI, dan ALOS PALSAR. Kemudian hasil dari pengolahan
sebaran UTJ berdasarkan pola pengayaan dan korelasi masing-masing unsur
dibandingkan dengan arah kelurusan struktur yang didapat dari pengelompokan
arah dominan kelurusan permukaan sebagai parameter yang berkorelasi dengan
sebaran UTJ. Hasil pengelompokkan titik sampel berdasarkan pola pengayaan
kondrit (Boynton, 1985) didapatkan tiga kelompok pengayaan utama UTJ, yaitu :
kelompok anomali positif Eu, anomali positif Ce-Eu-Er, dan anomali positif Ce-
Er. Sebaran nilai kadar masing-masing nilai UTJ secara umum memiliki
kelurusan searah dengan NE-SW, dimana berdasarkan jenis mineral alterasi
didominasi oleh tipe propilitik-argilik lanjut.