digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Daerah panasbumi Wayang Windu memiliki beberapa lokasi alterasi atau ubahan batuan asal berupa mineral lempung yang tersebar pada titik-titik manifestasi panasbumi. Keberadaan mineral lempung ini berpotensi sebagai tempat terperangkapnya Unsur Tanah Jarang (UTJ) di alam yang terjadi akibat terserapnya ion-ion UTJ tersebut di antara lapisan mineral lempung (ionadsorption). Salah satu metode eksplorasi UTJ pada lapangan panas bumi adalah dengan pengambilan sampel pada singkapan-singkapan yang terubahkan (altered) di permukaan tanah. Penentuan pola anomali UTJ dilakukan dengan pengukuran kandungan unsur jejak yang umum terdapat di daerah panas bumi menggunakan analisis Inductively Coupled Plasma Mass Spectrometry (ICP-MS). Penelitian dilakukan dengan menggunakan 41 titik sampel kadar UTJ lempung dan 137 titik pengukuran pH tanah yang didapat dari penelitian sebelumnya. Selain itu terdapat 45 titik pengukuran pH tanah yang diambil berdasarkan indikasi potensi mineral lempung yang telah didapat berdasarkan studi literatur dan pengolahan citra satelit. Citra satelit yang digunakan dalam penelitian ada tiga, yaitu citra DEMNAS, Landsat 8 OLI, dan ALOS PALSAR. Kemudian hasil dari pengolahan sebaran UTJ berdasarkan pola pengayaan dan korelasi masing-masing unsur dibandingkan dengan arah kelurusan struktur yang didapat dari pengelompokan arah dominan kelurusan permukaan sebagai parameter yang berkorelasi dengan sebaran UTJ. Hasil pengelompokkan titik sampel berdasarkan pola pengayaan kondrit (Boynton, 1985) didapatkan tiga kelompok pengayaan utama UTJ, yaitu : kelompok anomali positif Eu, anomali positif Ce-Eu-Er, dan anomali positif Ce- Er. Sebaran nilai kadar masing-masing nilai UTJ secara umum memiliki kelurusan searah dengan NE-SW, dimana berdasarkan jenis mineral alterasi didominasi oleh tipe propilitik-argilik lanjut.