digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penggunaan teknik pengindraan jauh dalam pemetaan alterasi hidrotermal telah menjadi pendekatan yang efektif dalam mengidentifikasi sebaran alterasi dan berhasil dilakukan dalam penelitian terdahulu. Dalam penelitian ini, penggunaan citra optik Sentinel-2 akan dikorelasikan dengan metode spektroskopi reflektansi untuk mengidentifikasi dan memetakan sebaran alterasi hidrotermal yang berasosiasi dengan endapan emas epitermal sulfidasi rendah di wilayah Tatelu, Sulawesi Utara. Beberapa metode pemetaaan yang digunakan mencakup spectral angle mapper, linear spectral unmixing, band ratio, dan analisis berbasis komponen utama (principal component analysis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua metode berhasil memetakan sebaran alterasi. Metode spectral angle mapper dan band ratio terbukti efektifdalam memetakan sebaran alterasi pada area yang sedikit hingga tanpa vegetasi, sementara metode linear spectral unmiring, directed principal component dan principal component analysis efektif dalam memetakan pada daerah yang tidak bervegetasi hingga daerah dengan vegetasi lebat. Tahapan validasi dilakukan dengan pengambilan sampel permukaan berupa tanah, batuan, vein dan tailing. Analisis laboratorium, termasuk penggunaan analytical spectral devices (ASD) FieldSpec4 untuk analisis spektroskopi reflektansi, x-ray diffraction (XRD) sebagai validasi terhadap analisis ASD dan atomic absorption spectrophotometry (AAS) untuk mengukur kadar logam pada sampel vein. Hasil analisis menunjukkan kuarsa sebagai mineral paling dominan disertai keterdapatan mineral seperti kaolinit, ilit dan montmorilonit sebagai indikator alterasi argilik dan albit serta epidot sebagai indikator alterasi propilitik. Hasil dari analisis atomic absorption spectrophotometry menunjukkan kadar emas pada sampel vein yang berkisar pada 1 ppm, menunjukkan potensi ekonomis pada daerah Tatelu.