Penggunaan teknik pengindraan jauh dalam pemetaan alterasi hidrotermal telah
menjadi pendekatan yang efektif dalam mengidentifikasi sebaran alterasi dan
berhasil dilakukan dalam penelitian terdahulu. Dalam penelitian ini, penggunaan
citra optik Sentinel-2 akan dikorelasikan dengan metode spektroskopi reflektansi
untuk mengidentifikasi dan memetakan sebaran alterasi hidrotermal yang
berasosiasi dengan endapan emas epitermal sulfidasi rendah di wilayah Tatelu,
Sulawesi Utara. Beberapa metode pemetaaan yang digunakan mencakup spectral
angle mapper, linear spectral unmixing, band ratio, dan analisis berbasis
komponen utama (principal component analysis). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa semua metode berhasil memetakan sebaran alterasi. Metode spectral angle
mapper dan band ratio terbukti efektifdalam memetakan sebaran alterasi pada area
yang sedikit hingga tanpa vegetasi, sementara metode linear spectral unmiring,
directed principal component dan principal component analysis efektif dalam
memetakan pada daerah yang tidak bervegetasi hingga daerah dengan vegetasi
lebat. Tahapan validasi dilakukan dengan pengambilan sampel permukaan berupa
tanah, batuan, vein dan tailing. Analisis laboratorium, termasuk penggunaan
analytical spectral devices (ASD) FieldSpec4 untuk analisis spektroskopi
reflektansi, x-ray diffraction (XRD) sebagai validasi terhadap analisis ASD dan
atomic absorption spectrophotometry (AAS) untuk mengukur kadar logam pada
sampel vein. Hasil analisis menunjukkan kuarsa sebagai mineral paling dominan
disertai keterdapatan mineral seperti kaolinit, ilit dan montmorilonit sebagai
indikator alterasi argilik dan albit serta epidot sebagai indikator alterasi propilitik.
Hasil dari analisis atomic absorption spectrophotometry menunjukkan kadar emas
pada sampel vein yang berkisar pada 1 ppm, menunjukkan potensi ekonomis pada
daerah Tatelu.