digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Yohannes Eurico Christanto
PUBLIC Resti Andriani

BAB 1 Yohannes Eurico Christanto
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Yohannes Eurico Christanto
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Yohannes Eurico Christanto
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Yohannes Eurico Christanto
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Yohannes Eurico Christanto
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Yohannes Eurico Christanto
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

Pertambangan batubara telah menjadi salah satu industri strategis bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Investasi saham pada industri pertambangan batubara merupakan kegiatan yang berisiko tinggi. Beberapa penelitian terdahulu menyatakan bahwa COVID-19 berdampak negatif terhadap pasar saham tanah air. Maka dari itu, diperlukan adanya manajemen risiko atas investasi saham pada perusahaan pertambangan batubara di Indonesia baik dalam bentuk aset tunggal maupun portofolio. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kuantifikasi risiko serta menentukan alternatif portofolio yang optimal dalam suatu investasi saham pada perusahaan pertambangan batubara di Indonesia pada tahun kalender 2018 – 2022. Digunakan metode kuantitatif untuk mengukur risiko investasi yang meliputi standar deviasi, beta dan R-kuadrat, capital asset pricing model (CAPM) dan Jensen’s alpha/alfa, Sharpe ratio, Sortino ratio, Treynor ratio, serta value at risk (VaR) pada tingkat kepercayaan 95% dan 99%. Di samping itu, digunakan pula metode efficient frontier berdasarkan Markowitz model untuk menentukan alternatif portofolio optimal. Perhitungan dengan berbagai metode kuantitatif tersebut dilakukan terhadap data historis harga penutupan saham bulanan delapan sampel perusahaan pertambangan batubara di Indonesia (ADRO, BSSR, BYAN, PTBA, HRUM, INDY, ITMG, dan MBAP), indeks saham yang terdiri dari indeks komposit dan sektoral (sektor energi), serta laju pengembalian bebas risiko yang mengacu pada suku bunga acuan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Hasil pengolahan data dan analisis menunjukkan bahwa saham sampel perusahaan pertambangan batubara di Indonesia selain INDY memiliki performa yang cukup baik dibandingkan dengan performa indeks komposit. Selain itu, kedelapan saham sampel perusahaan cenderung kurang baik apabila dibandingkan dengan performa indeks sektor energi dalam periode lima tahun terakhir berdasarkan pendekatan risiko totalnya. Diperoleh alternatif portofolio optimal untuk masing-masing investor risk-averse dan risk-taker selama lima tahun terakhir. Alternatif portofolio optimal bagi para investor risk-averse dengan kombinasi bobot saham BSSR 24,18%, BYAN 41,78%, PTBA 16,40%, HRUM 1,88%, dan MBAP 15,75% memberikan rata-rata tingkat pengembalian sebesar 1,67%, standar deviasi sebesar 6,63%, serta Sharpe ratio sebesar 19,58%, sedangkan alternatif portofolio optimal bagi para investor risk-taker dengan kombinasi bobot saham BSSR 27,71%, BYAN 44,38%, HRUM 18,50%, dan MBAP 9,40% memberikan rata-rata tingkat pengembalian sebesar 2,03%, standar deviasi sebesar 7,11%, serta Sharpe ratio sebesar 23,33%.