digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


BAB 1 Shela Anugrah Krista
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Shela Anugrah Krista
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Shela Anugrah Krista
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Shela Anugrah Krista
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Shela Anugrah Krista
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Shela Anugrah Krista
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

Terowongan Samarinda merupakan suatu terowongan dengan bentuk geometri tapal kuda yang memiliki tinggi 10,5 m dan lebar 12,8 m. Terowongan ini akan digali dengan penggalian top heading and bench dengan kemajuan penggalian sebesar 3 m setiap kemajuannya. Terowongan ini memiliki panjang 400 m dengan kedalaman terdalam sebesar 62 m dari permukaan tanah. Oleh karena itu, dibutuhkan sistem penyanggaan awal yang tepat untuk menghindari risiko terjadinya runtuhan. Sistem penyanggaan awal diperoleh dari rekomendasi berdasarkan klasifikasi batuan menurut Terzaghi, RMR, dan Q-System. Dari ketiga rekomendasi tersebut, dilakukan pengkombinasian untuk menentukan penyanggaan yang akan diterapkan pada terowongan. Berdasarkan hasil analisis, didapatkan bahwa penyanggaan awal terowongan Samarinda terdiri dari lattice girder P150-25-30 dengan spasi 1,5 m, shotcrete K225 setebal 20 cm, dan ditambah perkuatan berupa rockbolt berdiameter 25 mm dengan panjang 4 m serta spasi circumferential dan longitudinal sepanjang 2 m dan 1,5 m. Hal ini didasarkan pada hasil analisis yang menunjukkan terbentuknya arch effect di sekitar terowongan, nilai regangan vertikal sebesar 0,09% dan regangan konvergen sebesar 0,04%, nilai displacement yang kurang dari 10 cm, dan nilai FK penyangga shotcrete dan lattice girder dari hitungan empiris dan numerik lebih dari 1,5.