digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Daisy Ramadhani Muhammad
PUBLIC Irwan Sofiyan

COVER _ DAISY RAMADHANI M..pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan

COVER _ BAB I.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan

COVER _ BAB II.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan

COVER _ BAB III.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan

COVER _ BAB IV.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan

COVER _ BAB V.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan

PUSTAKA_ DAISY RAMADHANI M..pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan

Dewasa ini, banyak penelitian telah menunjukkan potensi eksosom sebagai agen terapeutik dengan sifat anti-inflamasi untuk pengobatan berbagai penyakit. Namun, eksosom yang berasal dari sel hewan menghadapi berbagai tantangan untuk produksi secara massal, termasuk berbagai regulasi yang ketat, sehingga sulit untuk mencapai tahap aplikasi secara klinis. Plantderived exosome-like nanoparticles (PELN) muncul sebagai alternatif yang lebih ekonomis dengan potensi efek terapeutik yang serupa. Jahe merupakan tumbuhan yang mudah diperoleh dengan komponen yang terbukti secara klinis dapat menginhibisi inflamasi. Oleh karena itu, menjadi menarik untuk mengkaji potensi jahe merah dan jahe emprit sebagai varietas dengan potensi anti-inflamasi tertinggi sebagai sumber PELN yang dapat dikembangkan untuk terapi anti-inflamasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan isolasi dan karakterisasi PELN dari rimpang jahe merah (RG-ELN) dan jahe emprit (EG-ELN), serta menganalisis efek pendedahannya terhadap ekspresi sitokin pro-inflamasi IL-6 dan IL-1? pada lini sel makrofag RAW 264.7 yang distimulasi dengan lipopolisakarida (LPS) sebagai model inflamasi. RGELN dan EG-ELN diperoleh melalui sentrifugasi yang diikuti oleh presipitasi menggunakan PEG6000 10%. PELN yang diperoleh lalu dikarakterisasi melalui Transmission Electron Microscopy (TEM), Dynamic Light Scattering (DLS) dan BCA Protein Assay. Pengaruh pendedahan PELN terhadap viabilitas RAW 246.7 serta internalisasi PELN ke dalam sel tersebut berturut-turut dikaji melalui uji MTT serta pewarnaan dengan PKH67 dan fluorescence imaging dengan mikroskop konfokal. Selanjutnya, PELN didedahkan pada lini sel makrofag 264.7 yang distimulasi oleh LPS dan ekspresi sitokin IL-6 serta IL-1? dikaji melalui Quantitative Real-time PCR (qRT-PCR) dengan kuantifikasi secara relatif dengan metode Pfaffl. Produksi sitokin IL-6 dikonfirmasi lebih lanjut melalui Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA). Pada penelitian ini didapatkan bahwa RG-ELN dan EG-ELN memiliki morfologi cup-shaped dengan ukuran rerata berturut-turut 195,83 ± 1,35 nm dan 194,40 ± 8,40 nm. Baik RG-ELN maupun EG-ELN juga teramati tidak mempengaruhi viabilitas sel secara signifikan (p>0,05) hingga konsentrasi 200 ?g/mL dan dapat mengalami internalisasi pada sel RAW 264.7 dalam waktu 2 jam. Kemudian, hasil qRT-PCR yang diperoleh menunjukkan ekspresi IL-6 dan IL-1? secara signifikan lebih rendah (p< <0,0001) pada sel RAW 264.7 yang didedahkan RG-ELN maupun EG-ELN. Pengujian menggunakan ELISA menunjukkan hasil yang sejalan dengan conditioned medium sel RAW 264.7 yang didedahkan RG-ELN maupun EG-ELN (p< <0.0001) memiliki konsentrasi IL-6 yang secara signifikan lebih rendah (p< <0.0001). Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan RG-ELN serta EG-ELN dengan metode sentrifugasi dan presipitasi, yang ditandai oleh hasil karakterisasi dengan TEM dan DLS yang sejalan dengan identitas PELN. Pendedahan RGii ELN maupun EG-ELN pada sel RAW 264.7 teraktivasi juga ditemukan menurunkan ekspresi sitokin pro-inflamasi IL-6 dan IL-1? jika dibandingkan dengan kontrol..