digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800








2023_TS_PP_DEWI_TRISNAWATI_MALIK_DAFUS.pdf
EMBARGO  2026-08-18 

2023_TS_PP_DEWI_TRISNAWATI_MALIK_LAMPIRAN.pdf
EMBARGO  2026-08-18 

Masuk dalam sepuluh besar daerah berpotensi tsunami megathrust M 8,7 di pesisir selatan Jawa Timur menggunakan permodelan PusGen 2017, Desa Tambak Rejo ternyata juga memiliki pengalaman kejadian gelombang tinggi akibat dampak tsunami Banyuwangi di tahun 1994. Dengan perkembangan desa saat ini melalui penambahan jumlah penduduk, pembangunan berbagai infrastruktur penunjang, dan mulai dikenalnya Pantai Tambakrejo sebagai lokasi wisata lokal bukan benda, menyebabkan kekuatiran akan meningkatnya kondisi kerentanan wilayah terhadap bencana tsunami. Disisi lain, walaupun kejadian bencana tsunami memang tidak dapat diketahui kapan datangnya, tetapi untuk meminimalkan terjadinya korban jiwa manusia maka menjaga level kesiapsiagaan masyarakat yang tinggi terhadap bencana tsunami merupakan hal yang penting untuk dilakukan. Dalam manajemen bencana terbukti meningkatkan kerentanan sosial di masyarakat menjadi poin penting dalam mengurangi korban jiwa akibat bencana tsunami, terutama masyarakat yang bermukim di kawasan pesisir. Dengan menggunakan metode purposive sampling dalam pemilihan responden, penelitian ini dilakukan untuk mengukur level kesiapsiagaan masyarakat menggunakan parameter LIPI- UNESCO/ISDR 2006, serta kemudian menganalisa fenomena yang mengakibatkan kesiapsiagaan tersebut dilihat dari persepsi risiko dan perilaku pencegahannya. Hasil analisa menunjukan bahwa masyarakat Desa Tambak Rejo memiliki level tinggi untuk kesiapsiagaan bencana tsunami yang terkonfirmasi dalam persepsi risiko dan perilaku pencegahan yang dilakukan masyarakat, sehingga menjadi sebuah fenomena kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana yang tidak terpengaruh oleh adanya kendala perencanaan kebencanaan di desa.